Friday 23 April 2010

Ketika....


Bagaimana mungkin aku bisa tak tersenyum sepanjang hari ini? Ah, kamu emang selalu bisa membuatku tersenyum. Seperti hari ini, kamu sungguh-sungguh berhasil membuatku tersenyum seharian.
Noni, aku memberinya nama Noni, karena dia sungguh terlihat cantik seperti noni-noni Belanda itu, walau kamu bersikeras kalau dia itu laki-laki. Pita merah jambu yang tersemat di lehernya membuatnya terlihat jadi lebih manis lagi, belum lagi setangkai mawar yang sebenarnya sudah layu karena harus rela melalui perjalanan jauh melintasi lautan untuk akhirnya sampai di pelukanku sekarang ini. Noni, si teddy bear putih salju yang terbang dari satu kota di pulau Jawa sana, yang sengaja dikirim ke pulau  Borneo, tempat tinggalku kini.
Awalnya aku sangat kaget dan bingung, siapa kah orang yang sudah mengirimiku segala macam di pagi hari yang cerah tadi. Tak ada nama pengirim, hanya ada sepucuk kartu berisi kalimat “Selamat pagi, nona.. Semoga harimu menyenangkan..” Aduhai, aku bahkan tak berulang tahun hari ini.
Tapi telponmu jam sembilan tadi, tepat setelah satpam kantor mengantarkan paketanmu itu, yang membuatku bingung dan kaget, aku bahkan baru membaca dua potong kalimat pendekmu sebelum paham benar apa maksud semua ini, kamu sudah langsung menelponku yang membuat pipiku tambah bersemu merah jambu.
Kalimat pembukamu persis sama dengan yang ada di kartu sambil menanyakan apakah paketanmu sudah sampai, tapi aku belum sempat menjawab kamu malah menyuruhku diam dan mendengarkanmu yang akan memberi pengumuman. Jantungku berdetak kencang, darahku berdesir, pengumuman macam apa yang akan kamu bacakan itu eh? Kita khan sedang bertelpon? Oh tidak tidak.. Aku sudah amat deg-deg-an, bertanya dalam hati apakah kamu akan menyatakannya sekarang, didengar oleh seluruh pendengar setiamu itu? Dan kamu malah menyuruhku diam.
Dan aku terdiam demi mendengar suaramu mengucapkan kalimat itu, ah rasanya detik berjalan lambat sekali. Mukaku panas, membayangkan kamu akan mengucapkannya di depan semua orang seperti itu, kamu khan sedang siaran, semua orang juga termasuk orang-orang di kantormu itu.
“Perhatian, perhatian… Nah saya minta perhatian sebentar pada semua pendengar yang budiman dan pak diman, ah tidak ini serius, sungguh. Saya mau menyampaikan sesuatu yang amat penting, ah ya, ini penting sekali.. Ehm.. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa besok adalah hari dimana kita akan melakukan pemilihan umum, jadi jangan lupa untuk datang ke TPS terdekat, jangan lupa membawa kartu pemilih. Sekian dan terimakasih untuk perhatiannya.”
Seketika aku hanya bisa terbengong. Ya Rabb, pegangilah aku agar tak terjatuh. Kamu itu sungguhan bisa membuatku kaget tiap kali. Semua yang kamu lakukan selalu tak bisa terpikirkan olehku. Tapi hanya makan waktu tiga detik untuk membuatku pulih pada kesadaran dan kemudian tertawa. Hei, emangnya apa yang akan kamu umumkan pula, dasar aku yang sudah berpikir aneh-aneh. Dan kamu malah tertawa lebih senang lagi.
Tak lama setelah kita selesai bertelpon, kamu malah mengirimkan pesan, seperti tahu apa yang aku pikirkan tadi.
“Pernyataan cintanya nanti aja ya, kalo udah halal. Hehe..”
Aku hanya tersenyum membacanya. Ah, tapi aku sungguh senang, Noni begitu manis, dan aku akan memeluknya selalu, setiap kali aku akan tertidur. Hei, kamu yang selalu mengejutkan, yang selalu tega menggodaku seperti itu, sedang apa di sana sekarang?

Kamu tahu, mungkin aku akan menunggu saat itu, saat kalimat itu sudah pantas untuk diucapkan…

Kamu. Iya, kamu. Mungkin kamu selalu mengira kalau aku lah yang selalu bisa membuatmu tersenyum, tapi yang sebenarnya adalah aku lah yang selalu bisa tersenyum tiap kali kamu tersenyum. Kamu lah yang membuat hatiku menjadi sejuk manakala aku sedang emosi. Walau terkadang aku juga menggodamu karena kamu kelewat polos, menggodamu dengan gurauan yang kamu kira sungguhan.
Seperti hari ini, aku tahu kamu tak berulang tahun hari ini, tapi memberi kado khan gak selalu harus pada saat berulang tahun saja bukan? Jadinya aku mengirimkan sebuah boneka teddy, boneka yang ku kira tadinya laki-laki, tapi kamu malah bilang dia perempuan, dan cantik pula. Hmm, ya sudahlah, apapun itu, yang penting kamu senang, itu saja. Tapi mungkin mawarnya sudah layu ya. Hehe.
Aku tahu kamu pasti kaget menerima paketanku itu. Terlebih lagi ketika aku kemudian menelponmu dan menyuruhmu diam karena aku akan mengumumkan sesuatu secara on air, karena pagi ini jadwalku siaran. Aku tahu kamu pasti sudah amat deg-deg-an, mukamu sudah berubah seperti kepiting rebus, sempurna merah, walau kamu sering bilang kalau itu bukan merah, tapi merah jambu. Tapi lagi-lagi ya sudahlah, asalkan kamu senang, ah kamu itu selalu saja keras kepala.
Rasanya aku bisa melihatmu berdebar menungguku bicara, menyampaikan pengumuman itu. Dan aku tahu butuh waktu lebih dari sedetik namun kurang dari lima detik untuk kamu sadar soal pengumumanku yang ternyata tentang pemilu esok hari. Sungguh, aku sebenarnya susah payah menahan tawa. Walau setelah itu ku putarkan lagu untuk pendengarku agar kita bisa melanjutkan bicara sekedar lima menit. Tapi akhirnya tawaku meledak juga saat kamu sebal dan mengomel sedikit.
Nah, kamu selalu berpikir kalau aku lah yang selalu membuatmu tersenyum, padahal kamu lah yang memberi tawa pada hari-hariku. Seperti sekarang, aku sedang melamun mengingat lagi kejadian hari ini, yang masih saja membuatku tersenyum dan tertawa kecil membayangkan ekspresi mukamu. Sungguh aku memang senang menggodamu. Ah, jahat benar aku ini.
Dan mengenai semua pikiran anehmu, ah sungguh itu bukanlah sebuah pikiran yang aneh. Aku tahu semua anak perempuan pasti menginginkan suatu kalimat yang memberikan kepastian. Tapi sungguh, aku belum bisa memberikan kepastian itu, tunggulah saat itu tiba, saat ketika kalimat itu sudah dapat ku ucapkan di atas suatu ikatan suci yang halal dan diridhoiNya. 
Aku hanya meminta itu saja padamu, tunggulah, semoga kamu bisa..

***
Ya Rabb, hari ini adalah hari yang sudah lama kami tunggu.
Ridhoilah kami untuk menyempurnakan separuh agama.
Berkahilah kami dalam menapaki jalan panjang yang baru saja terbentang di hadapan kami.
Sungguh kami amat membutuhkan ridho dan berkah dariMu..
Karena dengan itulah kami akan memulai semua.
Berjalan bersama, bersisian, saling menggenggam tangan dan hati kami dengan balutan ikatan suci yang halal atas namaMu yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Jagalah kami agar selalu bisa saling mencintai karenaMu, agar kami selalu bisa saling mengasihi karenaMu, karena sungguh cinta kasih yang abadi hanyalah cinta kasih yang karenaMu.
Semoga kami selalu bisa berpegang teguh pada jalanMu, ya Rabb..
Amin.
 ***
Aku mencintaimu, amat sangat.
Aku juga mencintaimu…


P.S.: Cerita ini hanyalah fiksi, bukan cerita tentang saya yang baru aja dilamar, itu sih maunya, hehe.. 
Tapi kalo ada yang ngira ini sungguhan ya tak apa, diaminin saja, hehe... ^^

15 comments:

  1. :14 mbak pinter banget sekarang udah ada emotenya heheheheheeeeeeee

    ah aku kapan dilamaarrr

    ReplyDelete
  2. [heri]
    selamat... :10

    [neng]
    khan berkat dirimu, neeeng...:34

    ummm, aku juga kapan yak dilamar? heu....

    ReplyDelete
  3. lha teros aku jg kapaan...hehe

    bikin episode punya anaknya ya..sekalian cucu jg..(nah lo..jd sinetron tersanjung 6 dah^^)

    ReplyDelete
  4. nah loh, beneran tersanjung deh,,, hehehe9 :D

    hayooo siapa duluan nih...?

    ReplyDelete
  5. waa..sweet :15
    comment PERTAMAXx!!

    oiya mba..
    gmn caranya biar ada emote-nya ky gt?
    lucu bangeet

    ReplyDelete
  6. manis semanis rosanakmami.. :14

    ReplyDelete
  7. wah selamat yang udah lamaran yak.. :10

    ReplyDelete
  8. ros ni kakaknya anyin kah ato sodaraan...hehehe

    yg kmaren dtg ke malang tu bukan yah??

    tuh cerita mirip diriku n hubby, hubby yg penuh kejutan dan buatku terus tersenyum^^

    ReplyDelete
  9. aw..aw..aw.. jingga... makin romantiss aja neh..
    aku kapan ya bisa nyusul...??

    ReplyDelete
  10. :14
    Thank you Sist
    and i hope it will be happy ending :16
    hahahaha GR banget ya gw

    ReplyDelete
  11. wah duh
    jadi salah paham nih,
    ni cerita doang kok, bukan ceritaku yang baru aja dilamar... [itu sih maunyaaaaa, hehe]
    kapan yaaaaa? heu...

    [dee]
    itu ada kok copasannya, coba cari di gugel deh, banyak di situ..

    [sangcerpenis+achen]
    makasi... :40

    [richo]
    iyaa, pasti seneng kalo beneran, sayangnya ini cuma cerpen, hiks....

    [buwel]
    aminnnn...
    semoga jadi kenyataan deh ni cerita yaa, hehe..

    [mbak aishi]
    hu ummm, mbak... yang kemarin main ke malang, hehe... si neng khan bikin postingan ntu soal kami jalan-jalan ya...

    ciee, hubby-nya si mbak nih bikin mbak senyum-senyum terus yaaa....

    [restu]
    hayooo kapan...?
    ditungguuu.....

    [yenyen]
    sama-sama, buluuung...
    aminnnnn... semoga semoga... :46

    oh yaaa, maaf aku baru bisa buka blog lagi nih, hehe
    kemarin wikenan tanpa leptop karena masih sakit leptopnya, hehe...

    ReplyDelete
  12. Healah asiiiik...
    Turut berbahagia deh...

    ReplyDelete
  13. wahduh
    tambah lagi yang salah paham
    diaminin aja deh, hehe...

    amin........

    ReplyDelete

Makasi udah baca ocehanku ini, apalagi kalau mau ninggalin komen, hehe.. ^^