Ketika permintaan 'saya sendirian dan mati lampu di sini, maukah kamu sebentar saja menemani saya?' menjadi tak lagi sederhana dan berakhir dengan tanpa jawaban, maka apalagi?
Maka segala yang saya butuhkan memang hanyalah Engkau. Saya bahkan tak membutuhkan deretan sepuluh angka untuk bisa berbicara denganMu. Saya bahkan hanya perlu berbicara saja, dan saya tahu Engkau selalu mendengarkan. Lalu mengapa saya masih saja berharap pada ciptaanMu untuk menemani saya bicara?
Padahal saya bisa selalu memintaMu untuk menemani saya. Bahkan sejatinya Engkau selalu bersama saya. Maka mengapa saya masih merasa sepi?
Tuhan, saya percaya padaMu. Saya percaya pada semua rancanganMu. Bahkan saya percaya Engkau sedang melihat saya mengetik ini sekarang, di kamar yang tanpa cahaya apapun selain pendar layar sepuluh inchi yang sebentar lagi pun akan redup.
Tuhan, saya gak pernah takut gelap, seperti sekarang, saat mati lampu begini. Saya juga gak pernah takut sendirian seperti sekarang. Saya hanya takut kesepian.
Tapi bersamaMu tak ada kesepian bukan? Seharusnya. Tapi Tuhan, barusan ada suara-suara yang saya tidak tahu itu berasal dari mana. Saya hanya takut kesepian....
Tuhan, saya tahu Engkau selalu menjaga saya... Tapi bolehkah saya minta seorang teman saja yang selalu bisa bersama saya? Bahkan dalam gelap padam listrik begini? Seorang teman yang akan menemani saya bahkan tanpa saya minta....
Tuhan, permintaan saya gak berlebihan kan?
ya ampun neng,,,knapa kita bisa barengan ngupdet blog malam ini ya...hehehehhe
ReplyDelete