Katamu, kamu tak lagi peduli.
Ah salah, kamu tak pernah peduli.
Mungkin aku saja yang salah mengira bahwa setidaknya kamu masih peduli, meski sedikit.
Seperti kayu di perapian, begitupula asaku yang mulai mengabu seiring bungkammu yang membakar dalam sekam.
Leburkan kelabuku dalam hitammu, sampai tak tersisa jelagaku.
No comments:
Post a Comment
Makasi udah baca ocehanku ini, apalagi kalau mau ninggalin komen, hehe.. ^^