Monday, 11 February 2013




Kamu… serupa lollipop, berwarna warni, manis, kadang kelewat manis.

Iya, kamu betul serupa lollipop. Lollipop pelangi yang pernah kamu belikan untukku. Sedang aku persis anak perempuan umur tiga tahun yang terus saja merajuk untuk segera dibelikan lollipop itu. Detik berikutnya aku sudah terbius warna-warni cantik yang meliuk-liuk di seluruh permukaannya, mengira-ngira akan semanis apakah rasanya. 

Aku terus saja membawanya ke sana dan ke mari, kemana-mana. Memegangnya dengan penuh rasa sayang, menjaganya seraya memamerkannya kepada siapa saja yang kebetulan melintas. Begitu bangga mana kali ada mata lain yang iri melihat lollipop yang kupegang.

Aku begitu menyukai lollipopku itu. Meski pada akhirnya aku tak pernah tahu bagaimana rasanya. Karena tebak? Aku tak ingat di mana aku meletakkannya terakhir kali. Lollipopku hilang. Seperti kamu.

P.S. : Saya tidak sedang membicarakan kamu. Iya, kamu. Well, kamu boleh mengaku kalau kamu selalu mengira kamulah yang saya bicarakan. Meski nyatanya, bukan. Well, kadang-kadang iya. Tapi bukan kali ini. Demi lollipop-lollipop yang ada di muka bumi, kamu itu gak manis. Gak pernah manis. Meskipun satu kali.

2 comments:

  1. ihh cerita lolipop yang tahu atarinya kalau itu adlah lolipop

    ReplyDelete
  2. akhirnya mbak kembali updateeeee senangggg

    ReplyDelete

Makasi udah baca ocehanku ini, apalagi kalau mau ninggalin komen, hehe.. ^^