Lagi-lagi aku merindukanmu. Dalam diam.
Padahal aku sudah bertekad untuk bisa melepaskanmu. Nyatanya, alih-alih ikhlas melepaskanmu, kamu malah tak pernah absen menjumpaiku dalam alam mimpi. Tak tanggung-tanggung, kamu datang setiap malam.
Sedang kamu, masih saja tak bergeming di sana. Lupa bahwa aku masih ada di sini atau memang tak lagi peduli? Harus berapa kali ku tulis kalimat yang itu-itu juga hanya supaya aku sadar bahwa aku memang tidak sepenting itu buatmu. Mengapa aku begitu menutup mata dan telinga?
Mengapa aku begitu membutakan diriku sendiri?
Mengapa?
Karena kamu sedang mabuk. Iya, mabuk asmara.
ReplyDelete