Tentang perjumpaan, aku sering menerka-nerka akan seperti apa perjumpaan kita nanti. Sudah sejak lama aku memikirkan ini, sejak aku mulai sering menulisimu di lembaran putih halaman elektronikku bertahun lalu. Sejak kamu masih berupa variabel yang bisa berganti-ganti meski seyogyanya kamu tak akan terganti. Karena toh kamu hanya satu dan satu-satunya.
Jadi begitulah, aku menerka-nerka akan seperti apa nanti saat kita pertama kali bertemu. Perasaan canggung ataukah malu-malu yang meronakan pipiku layaknya semburat jingga di ufuk barat saat matahari mulai pamit pada bumi. Ataukah mungkin aliran sungai kita sudah pernah bersisian entah di mana di masa yang lalu. Mungkin saat itu kita hanya tak terlalu menyadari bahwa kita akan bertemu lagi nanti di masa depan. Sebagai dua yang saling menyatukan.
Atau mungkin saja kita memang belum pernah bertemu sama sekali seperti yang selama ini ku kira-kira. Meski begitu tak membuatku berhenti berjalan menuju ke arahmu. Terus berjalan hingga aku menemukanmu dan menjadikanmu sebagai kamu-ku. Terus berjalan agar kamu bisa menemukanku dan menjadikanku aku-mu. Ku harap kamu juga masih terus berjalan ke arahku, bukankah begitu?
Aku sering menerka-nerka akan seperti apa dirimu. Bukan semata fisik belaka. Karena yang ku butuhkan adalah seseorang yang mau berjuang untukku, berjuang bersamaku. Seseorang yang tidak menyerah terhadapku, yang tidak menyerah untukku. Seseorang yang bukan hanya menjanjikan kebahagiaan dunia akhirat tetapi juga mewujudkannya dalam nyata. Seseorang yang amat sangat tahu seberapa perihnya menanggung hati yang carut marut karena satu lagi harapannya dihempaskan begitu saja ke daratan. Seseorang yang tahu rasanya patah hati, sehingga ia takkan pernah mematahkan hatiku.
Seseorang yang adalah kamu. Kamu yang hingga kini masih saja serupa variabel yang tak mampu aku jangkau, tertutup kabut. Mungkin nanti saatnya kamu menjadi konstanta untuk setiap kamu yang ku tuliskan dengan penuh harap.
Ah, aku masih saja menerka-nerka akan seperti apa nanti ketika kita berjumpa. Aku masih terus berjalan ke arahmu. Dan semoga begitupun kamu.
Anak mami juga ya. Berati kita sama heheheh
ReplyDelete