Dan ketika pada akhirnya aku terlalu lelah hanya untuk menguraikan satu lagi rantai rumit dan kokoh, aku hanya ingin merasakan jalin benang rapuh yang tipis dengan jari-jariku, dengan saraf perabaku, yang semoga belum kebal.
Dan ketika pada akhirnya aku terlampau pusing hanya untuk merangkai deret-deret bait yang sarat maksud tersirat, aku jadi cuma ingin mendengar celoteh ringan dari suara serak itu, dengan indra pendengarku, yang semoga belum pekak.
Dan ketika pada akhirnya aku terlampau pusing hanya untuk merangkai deret-deret bait yang sarat maksud tersirat, aku jadi cuma ingin mendengar celoteh ringan dari suara serak itu, dengan indra pendengarku, yang semoga belum pekak.
Dan ketika pada akhirnya aku kelewat buta untuk mengartikan guratan-guratanmu di atas kanvas putih yang kini penuh dengan banyak garis dan lengkung, membentuk sesuatu yang kelihatannya amat abstrak, yang menurutku hanyalah sebuah kumpulan warna tak berbentuk, dan masih saja tak tahu arti yang tersembunyi di baliknya.
Dan ketika pada akhirnya aku terhenti, terhenti dari segala yang bising, terhenti yang kadang bahkan kurang dari sedetik, tapi tak jarang juga seperti berjuta-juta detik, yang ku butuhkan hanyalah menepi, jauh dari orang-orang atau semua hal yang biasa ada di sekitarku, atau malah mungkin aku hanya perlu jauh dari kamu dan segala hal tentangmu.
Ah.
Ternyata lagi-lagi semua ini karena kamu.
Makhluk seperti apakah "kamu" ini?
Dan ketika pada akhirnya aku menjadi amat terbiasa dengan serpihan-serpihanku, aku jadi tak mampu mengurai rantaimu, seandainya saja rantaimu sama dengan rantai karbon yang masih bisa ku uraikan, walaupun mungkin aku harus membuka buku sekolah menengahku lagi, tapi setidaknya aku masih bisa mengusahakannya.
Sayangnya, bukan.
Dan ketika pada akhirnya aku menjadi bersahabat dengan tetesan-tetesanku, aku jadi tak cakap mengartikan deret-deret baitmu, sedikit berharap baitmu hanya berupa rangkai kata yang terdiri dari subjek; predikat; objek; dan keterangan, yah boleh lah kamu menambahkan satu atau dua kata bersayap dalam kalimatmu, atau bahkan kamu mau memakai majas, itu pun masih bisa aku mengerti, asal jangan bait yang seperti ini.
Sayangnya, tidak.
Dan ketika pada akhirnya aku menjadi akrab dengan patahan dan kepinganku, aku jadi sungguhan kebas melihat tiap guratan-guratanmu, hanya terpantul silau dari segala yang kamu buat di atas kanvas putihmu itu, rumit dan silau –serumit pikiranmu yang selalu saja tak mampu ku tembus- , merapal doa bahwa kamu hanya akan membuat sebuah guratan sederhana saja, -guratan namaku pada hatimu-, yang akan dengan mudahnya ku pahami.
Dan ketika pada akhirnya aku terhenti, terhenti dari segala yang bising, terhenti yang kadang bahkan kurang dari sedetik, tapi tak jarang juga seperti berjuta-juta detik, yang ku butuhkan hanyalah menepi, jauh dari orang-orang atau semua hal yang biasa ada di sekitarku, atau malah mungkin aku hanya perlu jauh dari kamu dan segala hal tentangmu.
Ah.
Ternyata lagi-lagi semua ini karena kamu.
Makhluk seperti apakah "kamu" ini?
Dan ketika pada akhirnya aku menjadi amat terbiasa dengan serpihan-serpihanku, aku jadi tak mampu mengurai rantaimu, seandainya saja rantaimu sama dengan rantai karbon yang masih bisa ku uraikan, walaupun mungkin aku harus membuka buku sekolah menengahku lagi, tapi setidaknya aku masih bisa mengusahakannya.
Sayangnya, bukan.
Dan ketika pada akhirnya aku menjadi bersahabat dengan tetesan-tetesanku, aku jadi tak cakap mengartikan deret-deret baitmu, sedikit berharap baitmu hanya berupa rangkai kata yang terdiri dari subjek; predikat; objek; dan keterangan, yah boleh lah kamu menambahkan satu atau dua kata bersayap dalam kalimatmu, atau bahkan kamu mau memakai majas, itu pun masih bisa aku mengerti, asal jangan bait yang seperti ini.
Sayangnya, tidak.
Dan ketika pada akhirnya aku menjadi akrab dengan patahan dan kepinganku, aku jadi sungguhan kebas melihat tiap guratan-guratanmu, hanya terpantul silau dari segala yang kamu buat di atas kanvas putihmu itu, rumit dan silau –serumit pikiranmu yang selalu saja tak mampu ku tembus- , merapal doa bahwa kamu hanya akan membuat sebuah guratan sederhana saja, -guratan namaku pada hatimu-, yang akan dengan mudahnya ku pahami.
Sayangnya, belum.
Ya sudahlah.
Pada akhirnya aku akan menyerah.
Pada akhirnya aku akan pergi.
Karena pada akhirnya mungkin aku sudah tak ingin lagi tahu apapun tentang kamu.
[dan ya, inilah serpihanku yang terakhir untukmu, tapi tetesanku tak ada, karena hari ini aku terlalu letih, bahkan hanya untuk sekedar menangis, juga esok.]
P.S.: Sebenernya puisi[atau prosa yak? haha] ini udah lama banget ditulisnya, 14 Februari lalu. Cuma emang belum diposting di blog sih, heheu. Nah ini saya posting dengan sedikit tambahan, hehe.. [saya lupa ya kenapa saya menulis ini waktu itu. Eh, well, inget sih, cuma gak pengen ditulis aja, :p]
Dan well, gambar yang saya pake di tulisan ini, ya gambar lukisan abstrak itu, itu adalah lukisan karya Jackson Pollock yang ternyata adalah lukisan termahal di dunia. Bayangkan, lukisan itu harganya adalah $140juta. Well, hebat eh? Saya gak tau sih apa yang ngebuat lukisan itu bisa semahal itu. Hmm.. hebat ya…. ;)
wah jangan menyerah deh. kalo sekedar mengalah dulu sih boleh. mengalah kan bukan berarti menang. ayo semangat dong...
ReplyDeletetulisan yang bagus.. BTW itu lukisan harganya 140 juta dollar wah lukisan kayak gitu kok bisa ya..
ReplyDeletecerita tentang keputusa asaan ato kesedihan rupanya
ReplyDeleteoot : cerpen boleh sad ending kok.
ReplyDeleteBagus juga tulisannya... Kira2 apa ya yg menyebabkan tercipatnya tulisan itu.. ?
ReplyDelete:?
Lukisan spt itu termahal di dunia..?
ReplyDeleteOh well, berarti aku belum mampu mengapresiasi sebuah lukisan dg 'benar'... :D
cerpen boleh sad ending hihi lebih nyentuh bahkan *kadang :-)
ReplyDelete140 juta dollar ? mm ya bisa aja kalau orang sdh cinta, betapa mahalnyapun selalu logis dan pantas untuk dikejar. Begitupun cinta kpd anak manusia,hanya saja sedikit lebih rumit..:)
ReplyDeleteapa?, Lukisan itus seharga $140 juta. giLeLoLe, padahaL cuma gambar begono doang. hehehe...
ReplyDeleteemang yah kaLo unsur seni itu suka enggak rasionaL, bagi yang awam seperti saya.
terima kasih atas sharenya.
dan ketika paada akhirnya saya komen. :))
ReplyDeletewah.....
ReplyDeletekamunya koq pake tanda kutip... hm...
jadi pengen tahu, alasan kamu nulis ini.. hehe..
n lagi La Ciel itu artinya apa??? :?
puisinya sedih
ReplyDeletepas bikin kamu lagi sedih yah
tp sekarang udah ga sedih lagi kan ^____^
ayuk teteap cheer up selalu :D
tetep smangat Jeng...
ReplyDeleteWah aku koQ malah jadi bingung mau koment apa abiz baca hhe...
ReplyDeleteyg jelas itu prosa klo untuk aku he...
Eum.. klo mau nyerah ya nyerah aja deh tapi abiz itu semangat lagi....haha.. aku males selalu ngikutin lagu D'masiv hhe....
oiya untuk kritik tentang saya dan gw'y makasih hhe.. sbenernya emank sengaja... tapi klo risih ya maaf he,. besok2 aku ga campur2 lagi
Semangat N have a nice day..
lukisannya pas dg isi tulisannya.
ReplyDeletebahasa tingkat tinggu...susah dipahami orang awam seperti aku ini....hehehr
ReplyDeletesukses sllu untuk kak ros
Tulisan yang bagus.. Dibuat novel lumayan bisa dapet duit...
ReplyDeleteEhm.. pagi.....aku mampir bentar nie....
ReplyDeletesama koQ aku juga gaptek... emank tulisanku susah dingertiin ya hhe....padahal udah pake bahasa paling easy hhe....
ID YM!'y ntar dulu ya lagi proses ganti.. yg lama lupa he...
Semangat n have a nie day...
:#
ReplyDeleteuntuk yg ngemis karena adat, coba cari di gugel, nama daerahnya tu trunyan, deket danau batur
ReplyDeleteah kenangan ;P
ReplyDeleteMasa lalu nih.... makin mantep aja ya ngeblognya..
ReplyDeletekayanya itu prosa, menurutku... :-)
ReplyDeleteaq juga bingung lukisan kayak gitu mahal banget #-o
Mampir pagi frend...met beraktifitas N sukses slalu
ReplyDeleteWow, lukisan termaha di dunia? Luar biasa!!!
ReplyDeletetelah menyerah sayang...ataspenantian yg tak pasti? kok aku jd menyimpulkan gtu yah... hehehe
ReplyDeleteBaru sempat mampir nih!
ReplyDeleteLiat-liat dulu....
Situsnya bagus nih!
apalagi artikelnya, menarik banget!
Saya seperti disuguhi makan enak!:D
Mampir nich dari tangerang
ReplyDeletemenarik sekali blog anda, dan saya sangat suka..
Salam....
hihi, salam kenal :)
ReplyDelete