Tuesday, 29 June 2010

Hanya Butuh Percaya

: Kamu

Kisah pementasan panggung timur tentang perjumpaan purnama perak kelima setelah bulan biru pertama.


: Aku

Dongeng tentang perpisahan matahari jingga di altar barat lembayung senja.



: Kita

Bilangan detik kerlingan mata senja kemarin kala aku baru bersiap tumbang dan kamu terlalu cepat naik pentas.

Sekejap, tapi cukup untuk saling mengucap salam.

Purnama keenam hari pertama, ketika segalanya terlihat tak mungkin maka yang kita butuhkan adalah berdiri di batas antaranya.

Senja itu, kita bertemu.

Friday, 25 June 2010

Il N'y a Pas Parfait, Calista...


Calista masih terdiam sejak entah berapa jam lalu. Hatinya berantakan, carut marut, tak menyangka bahwa ceritanya akan berakhir seperti ini. Taman mulai beranjak sepi, anak-anak kecil yang tadi ramai berlarian kesana kemari sudah pulang bersama orangtuanya, pasangan muda yang ikut menikmati sore di tepi danau pun mulai berkurang. Hari menjemput senja, mentari memberi kecupan terakhir pada daun-daun yang bergoyangan, bulan bersiap naik pentas. Tapi Calista, gadis ini masih saja duduk terdiam, memandang danau yang semakin senyap tanpa kecipak ikan yang beramai-ramai berebutan makanan yang sembarang dilempar pengunjung taman.

Calista bahkan tak berubah posisi sama sekali sejak tadi, terdiam, menatap kepingan dan serpihan hatinya yang terserak. Iya, dia bahkan tak melihat danau dan segala keramaiannya seharian ini. Matanya melihat ke depan, namun yang terlihat hanyalah kepingan dan serpihan itu, kecarutmarutan hatinya.

Thursday, 24 June 2010

Il N'y a Pas Parfait, Calista..


“Kita langsung ketemu di sana aja, Mas.. Maaf, hari ini hectic banget. Si bos juga dari pagi marah-marah terus. Iya, hu um.. Ya udah, sampe ketemu, Mas.” Calista buru-buru memutuskan sambungan telponnya dengan Arya. Memasukkannya ke dalam tas kemudian secepat kilat berjalan ke basement kantor. Tak sampai lima menit, jazz putih sudah melaju di jalan Thamrin yang tak begitu lengang siang ini.

Arya, laki-laki yang dekat dengan Calista dua tahun terakhir ini. Awalnya mereka bertemu dalam suatu wawancara. Ketika itu Calista ditugaskan untuk mewawancara seorang eksekutif muda yang sedang naik daun. Seorang Raden Mas Arya Hadiningrat, keturunan priyayi dari Jogja yang sejak awal memang sudah terlihat bakat kecemerlangannya dalam bisnis property yang sekarang sudah sukses mendirikan gedung-gedung pencakar langit juga entah berapa perumahan mewah di kawasan elit kota metropolitan.

Awalnya wawancara itu berjalan formal, tapi ketika sekretaris Arya memberitahukan bahwa penerbangan Arya ditunda karena alasan cuaca buruk karena hujan begitu deras ditambah dengan petir. Saat itulah sepertinya langit beserta semesta memang berkonspirasi menciptakan cuaca buruk agar mereka dapat saling mengenal dalam arti berbeda.

Wednesday, 23 June 2010

Il N'y a Pas Parfait*, Calista.


"Waaaw.. keren euy. Punya lu, Ta? Gue kira tadi lu bawa apaan, Ta.. ternyata..” tanya Aldwin kaget pada Calista yang baru saja mengeluarkan teropong bintang Bushnell Northstar 1550 x 127mm yang baru saja dikeluarkan dari kotaknya. Aldwin langsung saja membantu Calista memasang tripod untuk kemudian mulai sibuk mengatur focus lensa agar tepat.

“Hmm, iya, kado ultah kemarin..” jawab Calista acuh, berusaha tetap fokus pada kegiatannya.


“Kado ultah? Dari siapa?” Aldwin yang sedari tadi ikutan sibuk memperhatikan teropong yang sedang diutak-atik Calista, tiba-tiba berhenti, bertanya menyelidik dengan dahi terlipat. Berpikir siapakah orang yang begitu baik hati yang sudah memberikan teropong bintang mahal tersebut kepada Calista sebagai kado ulang tahun.


“Eh? Umm, dari.. dari papa. Papa kasih ini kemarin. Kado lu mana? Kok gak kasih gue kado?” Calista yang kaget dengan pertanyaan Aldwin asal saja berbohong malah balik bertanya soal kado dari Aldwin. Dia tak mungkin jujur pada Aldwin tentang ini. Tak mungkin mengatakan padanya kalau teropong bintang itu, yang sudah sejak lama dia inginkan, bukanlah kado ulangtahun dari papanya. Sudahlah, Calista sedang tak ingin memikirkannya. Terlebih saat ini, saat dia melakukan kegiatan rutin tiap dua bulan naik gunung bersama Aldwin. Dan pendakian kali ini termasuk yang teristimewa, karena pendakian ini merupakan perayaan ulangtahunnya. Dia tak ingin merusak pendakian istimewa ini dengan memikirkan masalah itu. Mungkin besok atau lusa masalah itu dia beri tempat sejenak mampir dalam kepalanya yang sudah penuh dengan berbagai hal itu.


Tuesday, 22 June 2010

Catatan di Kereta


Pukul berapa sekarang?
Hmmm... Sekitar tengah malam. Aku tak bisa menuliskannya dengan pasti, karena tentunya waktu yang ku lihat saat mulai menulis ini dengan waktu aku mempostingnya berbeda.
Jadi kita ambil jalan tengah saja, sekitar tengah malam. Ok.

Aku terbangun barusan. Terbangun karena sms dari seseorang. Hei, sedang apa kau disana? Karena selanjutnya kau tak membalas smsku padahal aku langsung membalas smsmu, secepat itukah kau tidur? Hmm.. Dasar. Membangunkan orang seenaknya lalu pergi tidur begitu saja.

Di luar gelap. Aku mencoba melihat keluar, memfokuskan pupilku agar mampu mereka-reka pemandangan yang sepertinya hanya berupa blok-blok hitam. Hmm, ada blok hitam pekat, ada yang gak begitu pekat. Kadang juga diselingi kerlip cahaya lampu yang tak membantu. Oh pupilku bukan pupil si Naya, kucingnya si mbak, yang bisa membesar jadi kemudian mampu menyampaikan bentuk, warna, dan makna kepada otak hingga tercipta pemandangan meski dalam gelap. Hmm, lagipula paling-paling hanya persawahan dan sawah kalaupun bisa terlihat. Soal kenapa ku sebut persawahan dan sawah mungkin nanti saja ku jelaskan, ah, tidak sekarang. Itupun mungkin loh, it's a probably, not possibly. Khan tak perlu ku jelaskan juga kenapa probably lebih tak mungkin terjadi dibanding possibly? Kau khan pintar.

Bicara apa sih aku ini?

Monday, 21 June 2010

....let it be me!


Selayaknya lah urusan ini sesederhana itu saja.
Tak lebih tak kurang.
Sesederhana diriku yang kini nyaman dalam buaian kursi goyang,
menikmati setiap teguk teh hangat yang mengaliri tenggorokanku, memberi hangat yang nyaman.
Diriku yang nyaman dengan alunan merdu yang berasal dari pemutar piringan hitam tua, memandang lembut ke arahmu.
Selembut tiap lirik yang diucapkan penuh kata cinta yang berluberan,
membasahi lantai, mengalir di antara kaki meja.


Selayaknya lah urusan ini sesederhana itu saja.
Tak lebih tak kurang.
Sesederhana jutaan larik cahaya mentari pagi di sela-sela pepohonan,
yang menguarkan embun-embun yang sempat mampir sejenak di pucuk-pucuk dedaunan.
Membuat sejuk, menghilangkan dahaga.
Sambil diselingi kicau burung yang sejak tadi belum juga bosan dan lelah.


Selayaknya lah urusan ini sesederhana itu saja.
Tak lebih tak kurang.
Sewajarnya saja, sebagaimana yang sudah kita jalani bersama...
Meski kadang kita berdebat soal hal remehtemeh.
Sesederhana itu...




Cinta itu rindu
Cinta itu peluk
Cinta itu kecup
Cinta itu senyum
Cinta itu tawa
Cinta itu tangis
Cinta itu damai
Cinta itu airmata
Cinta itu bahagia
Cinta itu laut
Cinta itu langit
Cinta itu awan
Cinta itu hujan
Cinta itu.....



Cinta itu kamu.



Sesederhana itu.
Limapuluh tahun lalu, kemarin, sekarang, besok, dan mungkin limapuluh tahun berikutnya.


Sampai mungkin gurat kerutan kita tak lagi sederhana. 

Friday, 18 June 2010

Es Campur Segerrrr....!

Selamat pagi semua...\^o^/
Selamat berhari Jumat..

Ceria bener deh hari ini... yailayalaaah, bukannya emang selalu ceria yaaa tiap kali Jumat?? Hihi, ya gitu, tiap hari Jumat pasti rasanya jadi lebih ceria deh, ya hari-hari Senin-Kamis juga ceria sih, tapi Jumat lebih ceria.. aduh saya udah melanggar bener deh pake kata ceria tiga kali di satu kalimat, ulangan bahasanya bisa ancur dah nih, haha.. Well, ya lebih ceria karena tiap kali Jumat emang khan waktunya saya pulang ke rumah.. Hehe.. Waktunya ngedapetin dua hari tiga malam dunia nyata saya. Iya euy, saya juga kaget waktu ngomong ke temen saya kalo dunia nyata saya itu cuma dua hari tiga malem, ya pas weekend di rumah itu, itulah mengapa saya jarang banget bisa online kalo weekend, waktunya lepas dari jeratan dunia maya deh, haha. Sisanya yaaa dunia maya, hidup saya berasa maya. Oke lah saya ada di kantor dengan orang-orang nyata, tapi tetep aja saya lebih sibuk sendirian dengan dunia maya saya. Kerja di depan komputer, kalo kerjaan udah selesai ya sibuk mainan blog dan fb, atau gak online sama temen-temen saya nun jauh di sana sana sanaaaa.... Malemnya juga gitu, sibuk lagi di depan laptop, sibuk lagi ngeblog dan fb, sibuk lagi online sama temen-temen saya nun jauh di sana sana sanaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... Nah khan sengaja emang saya ulang-ulang biar maknyus, haha.

Kok gak main aja sama temen kantor? Yaaaahhh, gak tau yaaaa.. di sini itu gak ada tempat main. Beneran deh. Paling deket ya main tu ke Bogor. Di sini itu gak ada mol atau tempat nongkrong apa kek gitu, adanya danau danau danauuuuuuuuuuuuu... Masa' iya malem-malem mau ke danau? Nah kapan waktu tu sempet saya yang sering main ke Bogor, nonton lah apa lah, bareng sama Arby temen seangkatan saya yang juga sekantor. Cumaaaa, sekarang dia juga sibuk dengan hidupnya sendiri, sibuk dengan bisnisnya itu lah. Sooo, ya udah saya balik lagi dehhh ke dunia maya saya. Online as always. Tapi ya karena saya online itu juga jadi saya bisa ngobrol sama temen-temen saya meski cuma lewat chating. Hiks, sedih amat yak kesannya..... Gak lah, dasar aja saya emang males main kemana-mana kok kalo lagi di kosan, ya karena kudu naik angkot, malessss... heu...

Wednesday, 16 June 2010

Setangkai Lili Untuk Aishi

Aishi berjalan anggun menuju panggung kecil tempat para pemain musik beserta bandnya serta penyanyi ataupun tamu undangan yang ingin sekedar memberikan kado untuk kedua mempelai berupa lagu. Gaun putih panjangnya membuat Aishi jadi terlihat anggun sekali malam ini, malam pernikahan Rei dan Risya. Ya, Aishi sudah bertekad untuk memaksakan kakinya melangkah ke gedung mewah tempat resepsi penikahan mereka malam ini.

Aishi berdiri di atas panggung masih dengan amat anggunnya, melihat ke sekitar, memberi seulas senyum manis, senyum yang tak dipaksakan, sungguh. Aishi sungguhan tersenyum tulus untuk kedua mempelai dan untuk menyapa para tamu undangan.

“Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat berbahagia untuk kedua mempelai, Rei dan Risya, semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua.”

Monday, 14 June 2010

Cecuitcuitttttt.......... :D

Selamat [setengah] pagi semuaaa... ^^
Selamat hari Senin :D

Waw. Pagi gini saya udah seneng aja nih. Karena apa tuh? Dapet togel? Dilamar pangeran negeri dongeng? Atau dapet apa?

Haha9, bukaaannn... Pagi-pagi gini saya udah senyum-senyum sendiri karena saya baru tau kalo saya menang lomba puisi kocak yang diadain oleh mbak FaFa itu loh.... Heheu.. Nah pengumumannya itu kemarin siang, ada di sini.

Yuhuuuuuuu, iyaaa.. Saya menaaaang..!!! \^o^/
Seneng banget euy, agak heran juga. Padahal kayaknya saya itu gak bakat bikin cerita lucu, haha.. Tapi alhamdulillah, ternyata bisa menang juga. Makasi ya, mbak Fanny dan mbak Fanda.. :D
Sekarang saya tinggal menunggu pak pos dateng nganterin paketan hadiah novel yang udah saya pilih, hoho. Hayuk sapa mau pinjeeeemmmm? Hihi..

Friday, 11 June 2010

Stairway To Heaven



Ketika kita tahu bahwa waktu kita sudah lama habis, bukan berarti kita tak bisa lagi melaksanakan apa yang pernah direncanakan bukan? Begitulah. Kita sungguhan sama persis dalam berbagai hal. Bahkan sampai pada kesepakatan kita sama-sama akan tetap datang pada hari yang sudah kita tentukan bertahun yang lalu sewaktu kita duduk dengan kaki menjuntai ke bawah khusyu menikmati matahari yang akan tumbang di ujung barat langit sore itu. Aku ragu, ragu untuk bertanya padamu tentang rencana usang kita yang sudah tak relevan lagi. Mencoba meraba hatiku yang retak sejak siang kelabu itu, siang kita memutuskan bahwa kisah kita memang hanya sampai pada lembaran yang itu-itu juga. Bahwa kita tak lagi mampu berjalan bersisian lagi, bahwa langkahmu jadi semakin cepat dan aku semakin kesulitan berlari mensejajarimu. Dan aku, entah, aku sepertinya tahu bahwa hatimu pun retak. Retak yang aku sendiripun tak mampu lagi mengenalinya.

Thursday, 10 June 2010

GOK's Holiday 2nd Day : Danau, Gunung, dan Pura


 
 Sunrise at Pantai Matahari, Sanur

Yuhuuu…

Akhirnya saya mood juga buat nulis cerita perjalanan Bali-Lombok hari kedua. Well, jujur aja, bukannya saya males nulisnya, tapi emang ada aja halangannya. Hahaha9, cari-cari alasan aja ya saya ini… :p Oke deh, here it is..
--oOo-- 
Minggu, 23 May 2010
Alarm nyala jam setengah lima, bangun deh. Trus lanjut mandi karena emang rencananya khan mau ngejar sunrise ya hari ini tuh. Semalem sih udah pada dikasih tau kalo kita berangkat jam lima subuh. Eh eh eh, pas saya udah selesai mandi n siap berangkat[sekitar jam lima lewat lah], saya ketokin deh itu pintu kamar temen-temen yang lain. Ternyata oh ternyata, mereka semua masih tidurrrr…!! Padahal khan janjiannya jam segitu udah jalan. Berantakan deh semua. 
Yah, alhasil kami sampe di Pantai Matahari-Sanur sekitar jam setengah tujuh lebih. Mataharinya juga udah muncul gitu. Yah walopun masih belum tinggi amat sih. Cuma khan… tapi ya sudahlah ya. Khan masih ada hari esok juga. Hehe. Di samping itu tu poto pas mau berangkat, langitnya aja udah biru ya....

Monday, 7 June 2010

And I Kiss You Like The First Time

Niat hati hari ini pengen ngerjain banyak hal, dari mulai ngerampungin tulisan soal jalan-jalan kemarin yang hari kedua sampe nulis kisah sejati yang pengen diikutsertakan dalam lomba kisah sejati itu loh padahal hari ini batas waktunya, huhu. Tapi apa daya, semuanya gagallllll............ Huhuhuhu9 T.T


Kenapa kok semua gagal? Nah jadi begini, tadi pagi saya jatoh dari motor... ngikngikngik. Jadi khan setiap Senin pagi itu saya dianterin ke kantor naik motor dari Bekasi ke Cibinong. Nah Senin ini sama dong kayak Senin kemarin-kemarin juga. Ehhh, yang nganterin saya santai aja kok bawa motornya, biasa aja. Tapi tiba-tiba ada motor nyalip kami di sebelah kanan, padahal motor kami itu udah mepet banget sama angkot yang di sebelah kanan, tapi tu motor masih maksa dengan ngebut pula. Akhirnya yah, motor saya oleng, jatoh deh... Dan tu orang kabur gitu aja, gak nengok sama sekali. Sedangkan saya cuma bengong beberapa saat karena jatoh, posisinya miring ke kanan pula. Herannya juga kok helm saya terlepas ya? Padahal saya yakin kok udah saya kancing itu. Alhasil muka saya juga ikutan lecet karena emang sempet keseret sedikit, tangan dan kaki juga udah jadi korban lecet-lecet plus memar-memar, hiks. Tas saya juga ikutan lecet karena ya itu tadi, keseret. Hiks... Perihnya itu yang gak tahan deh...


Dari situ karena panik ya udah langsung aja ke UGD RS terdekat lah. Eh sampe UGD kok cuma ditensi, dites dikit, dibersihin lukanya sama dikasih betadine, abis itu trus dikasih resep obat, disuruh tebus obatnya. Jadinya bolos deh sehari ini, kagak kerja. Pas di UGD itu bingung khan mau ngasih tau si mami kayak apa ya caranya. Kalo bilang jatoh dari motor pasti langsung panik deh. Jadi lah saya nelpon trus bilang kalo saya pusing dan minta si mami ke kosan buat nemenin. Eh pas banget tuh si mami lagi masak, jadi katanya ntar deh selesein masak dulu baru ke kosan saya. Dan siangnya si mami udah sampe di kosan saya dengan membawa nasi plus sayur daun labu pake jagung, kerang goreng, tempe tepung sama bakwan. Huwaaa, maknyus dehhh... 


Cuma yang parah pas sorenya khan si mami manggil tukang urut yang deket kosan ya, itu rekomendasi ibu kosan sih. Nah ibu tukang urut ini kacau bener deh, saya udah nangis-nangis bilang udahan eh masih aja itu dilanjutin. Huhuhu9. Sekarang sih saya barusan abis dikasih betadine lagi lukanya, masih perih juga..... T.T


Huhuhu9, ya sudahlah.. Akhirnya rencana nulis saya gagal semua deh. Ini malah jadi curhat deh ni. Hiks. Kalo diitung-itung ini tu kali ketiga ya saya jatoh dari motor. Pertama waktu SMA, kedua pas kuliah, nah ini yang ketiga. Sebenernya susah juga ya, kita udah usaha hati-hati di jalan, eh tapi yang lain gak hati-hati seenaknya aja, jadinya kita juga yang jadi korban, huhu... Tapi ya sudahlah, doain aja semoga tu orang ditabrak juga mpe lecet-lecet dan memar-memar juga  sadar dan menyesal dengan tindakannya itu. Huhu. Perih tauuuu, jahat beneran deh, hiks hiks... Senin pagi udah nyium aspal, ampun dah ah....


Nah ini poto saya sama si MMJ. Ada yang tau gak cara ngilangin bekas luka begini ini? Yang di pipi kanan saya, yang di dekat mata. Ya sekarang sih emang lukanya masih basah, tapi saya udah pusing deh mikirin gimana caranya ngilangin bekas lukanya nanti. Hiks. Oh ya, MMJ ini baru saya beli Jumat lalu. Waktu itu saya cuma iseng aja ikutan bu Ria yang lagi mau nyari kamus buat anaknya, ikutan deh saya ke Gramedia setelah makan siang itu. Lihat-lihat bentar, eh kok malah udah nenteng tiga biji buku gitu. Ngikngik. Nah yang dua buku saya taroh di laci kantor karena saya khan Jumat itu langsung pulang ke rumah ya, jadi males banget buat bawa-bawa banyak buku, jadinya yang saya bawa itu MMJ aja. Nah dua yang lain itu Chicken Soup For Traveller's Soul dan Cinta itu, Kamu. Pas lihat Chicken soup itu langsung aja kepengen punya, ceritanya sih lagi berapi-apinya nih semangat buat jalan-jalan kemana-mana, heheu. Kalo yang Cinta itu, Kamu yaaa pengen aja sih, heheu.


 dengan rambut yang acakadut dan muka yang gak kalah acakadut eh malah narsis, haha


Ah yaaa, sekalian mau majang award nih. Dapet tiga award, dari Om Rame, Rinda, sama si Tukang Colong. Maaf ya awardnya baru ku pajang sekarang. Heu.. makasih banget loh.. ^^




Friday, 4 June 2010

Aku memilih untuk menjadi egois.

Ya terserah. Boleh aja. Asal, ingat satu hal, kamu boleh egois selama ke-egois-anmu itu tak menyakiti orang lain. Kamu boleh saja hanya mementingkan dirimu dan perasaanmu sendiri. Tapi jangan sampai sekali-sekali hal itu menyakiti diri dan perasaan orang lain. Cobalah tempatkan dirimu di posisi orang lain yang bila kamu tetap memilih untuk egois, akan seperti apakah rasanya.

Begitu? Itu namanya gak jadi egois.

Iya. begitulah.

Thursday, 3 June 2010

GOK's Holiday 1st Day : Pantai, Laut, dan Seafood



Hmmm, bingung mau mulai dari mana euy. Ngikngikngik. Aslinya mau nulis sejak semalam sih, tapi entah deh malessss banget mau mulai nulis itu. Heheu. Gini, sebelumnya saya mau ucapin makasih yang banyaaaaaak banget, kalo bisa dikarungin itu makasih, udah saya karungin kali makasihnya spesial buat Lia yang sudah rela menjadi volunter untuk mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan liburan ini. Empat jempol dikali banyak orang deh buat Lia, hehehehe9. Trus juga makasih buat ketiga driver merangkap guide kami, Bli Beny yang udah mau nganterin kami kesana-kemari di Bali dengan sabarnya selama dua hari, juga buat Bli Kubu Bali[aduh, saya lupa ya siapa namanya ituuuu, >.<] yang udah nganterin kami selama seharian keliling-keliling[Bli Beny khan kudu kerja yaaa]. Trus Bli Beny lagi yang udah mau nganterin kita ke pelabuhan Padangbai, trus Mas Wawan yang juga udah mau nganterin kita muter-muter Lombok.

Dan yang terakhir ini kok ya saya ndak bisa bilang kalo dia adalah driver, karena dia emang bukan driver dan kami tidak menyewanya, tapi dia dengan kebaikan hati dan kerelaannya mau ikutan sama kami, dinner dan karaokean juga, yaitu Bli Kadek. Apalagi pas yang lain udah pada pulang, Bli Kadek ini mau nganterin saya sampe bandara nunggu pesawat yang entah kapan datangnya itu, bersama Lia juga tentunya. Makasi banget ya buat Bli Kadek, senang bisa berkenalan denganmu. Dan yang terakhir saya mau ngucapin makasih banyak bangetttt buat semua teman-teman yang udah ikutan dalam liburan kali ini. Iya, karena kalian semua makanya liburan ini jadi rame. Makasi ya, Tirta Purnama, Jerri Saputra, Zainul Arifin, Restu Natalia, Gentur Aji Satyananto, Feri Hesti Rusandy dan Mahardhika Panca Rinintriya. Ah ya juga makasih buat Ipung-Saiful Kamaludin, Heri, dan mas Dedi yang udah mau nemenin main juga.

Nah so so so, yeah, udah dulu ucapan makasihnya, mohon maaf kalau ada yang gak kesebut. Sekarang saya sedang mengumpulkan mood untuk mencoba menuangkan segala cerita perjalanan saya selama sepuluh hari kemarin itu bersama teman-teman saya. Tulisan ini sengaja saya buat sebagai sebuah catatan yang kelak bisa mengingatkan saya bahwa saya pernah melalui sepuluh hari yang seru dan menyenangkan bersama teman-teman saya yang gak kalah serunya. Sengaja dibuat sebagai pengingat karena saya tahu meskipun sekarang saya masih mengingatnya dengan amat segar dan detail tapi nanti di satu saat yang saya belum tahu kapan, kemungkinan ada saja satu-dua hal yang terlupa. Dan alangkah baiknya kalau saya tuangkan dalam bentuk tulisan yang nantinya bisa saya baca kapan saja saya mau. Oh ya, ini tuh catatan dari sudut pandang saya yaa.. Karena yang sepuluh hari di sana itu ya cuma saya, yang lain kebanyakan udah pulang duluan sih, ngakngakngak. So dengan begitu catatan ini pun akan berseri sampe sepuluh, hahaha9. :D

And yeah,, here it is...

~~ooOoo~~

Tuesday, 1 June 2010

Umm, hai.
Malam semua.
Rasanya aneh banget mulai nulis lagi setelah selama sepuluh hari terhenti dari segala kegiatan ini. Saya hampir lupa kalau saya harus kembali lagi. Kemarin itu hanya pergi untuk sementara aja. Lepas dari penat dan jenuhnya segala rutinitas plus tetekbengeknya. Termasuk rutinitas bergelut dalam dunia maya ini. Blog. Iya, ngeblog yang sesungguhnya emang maya. Walaupun sebenernya apa yang ditulis itu mencerminkan yang nyata. Diri saya yang nyata. Dibungkus dalam coretan saya yang maya.

Woyooooh, jadi ngelantur. Oke lah, begini, karena rumah kecil saya ini sudah lama sekali rasanya saya tinggalin begitu aja. Jadi berdebu gini deh, gak ada yang ngurus karena yang punya lagi sibuk liburan. Haha.

Adakah orang yang gak suka liburan? Kalopun ada, itu bukan saya pastinya, ngakngakngak. Saya ini doyan banget yang namanya diajakin jalan dan liburan, asaaaalll ada dana dan waktu, hayuk aja lah kita jalan kemana juga. Hehe. Karena buat saya yang namanya jalan-jalan dan ketemu teman-teman saya secara nyata itu sedikit banyak bisa membuat saya tetap "waras". Kenapa begitu? Ya karena lingkungan kerja gak pernah sama dengan lingkungan kuliah dimana orang-orang di sekeliling kita kebanyakan seumuran. Sedangkan di lingkungan kerja umurnya beragam, dan buat saya penting banget untuk punya jadwal tertentu untuk ketemu secara nyata dengan teman-teman seumuran saya supaya saya gak kelewat sibuk sendirian dengan dunia saya dan dunia maya yang kadang gak bisa mencukupi saya.

Yeah, betapa saya merindukan masa-masa kuliah ataupun sekolah. Masa dimana bisa bermain bersama teman seumuran. Di dunia kerja, semua gak sama lagi. Gak pernah sama. Huff... Walau begitu bukan berarti saya gak bisa hidup di lingkungan kerja ini, saya masih bisa beradaptasi kok. Cuma aja semua emang beda. Lebih sering jadi saya yang bisa diterima dan diinginkan orang lain. Saya yang seharusnya, yang semestinya saya. Bukan saya seadanya saya, seperti ketika saya bersama teman-teman saya. Saya seadanya saya.

Tapi toh sekuat apapun kita berharap supaya waktu berhenti berlari, pada akhirnya dia pun akan tetap sampai pada masanya. Holiday is over. Sooo, yeah, this is it, I'm back. Welcome home. :)


Liburan emang selalu terasa begitu cepat berlalu, sekejap, dan tiba-tiba kamu sudah harus kembali lagi pada rutinitasmu.
[cerita selengkapnya plus foto-foto lain menyusul besok, heheu]

With my beloved friends at Pura Besakih