Kalau tiga puluh menitmu saja tak mampu ku menangkan, lalu mengapa aku begitu percaya diri mampu mendapatkan sehari penuh milikmu?
Ku kira aku sudah hilang akal atau mungkin amnesia sesaat ketika tadi ku katakan padamu untuk pergi menemaniku. Entah mungkin aku lupa meletakkan akalku lalu bicara begitu saja tanpa tedeng aling-aling. Tanpa memikirkan kemungkinan bahwa kamu akan menolaknya. Sekali lagi. Seperti yang sudah. Bahwa kamu lebih memilih melakukan hal lain. Aku lupa kalau kamu bahkan tak bersedia menukar tiga puluh menitmu yang mahal untuk mendengarkan keluh kesahku. Ku rasa aku benar lupa ingatan.
Tapi entah mengapa seolah otakku sengaja terprogram untuk langsung melupakan segala 'tidak' yang pernah keluar dari mulutmu. Seolah itu tak pernah menyakiti hatiku. Seolah itu memang bukan apa-apa, tak masalah. Untuk kemudian esok harinya otakku malah memerintahkanku untuk meminta yang lebih mustahil kamu kabulkan, yang lebih dari yang sudah. Yang sudah ku minta, yang sudah kamu jawab dengan 'tidak'.
Mungkin benar aku hilang akal. Atau hilang ingatan.
Atau mungkin saja, aku hanya membutuhkan kamu ada. Buatku saja.
No comments:
Post a Comment
Makasi udah baca ocehanku ini, apalagi kalau mau ninggalin komen, hehe.. ^^