Maksudmu?
Iya, mafia cinta. Masa kau tak mengerti?
Aku tak mengerti.
Sekarang ini apalah yang tak dapat diselesaikan dengan cara begini, cara sang mafia.
Haha. Kau bisa saja. Aku baru dengar.
Aku sungguhan. Kau belum dengar kah? Disana, di kampung sebelah, segala hal dan permasalahan bisa diselesaikan dengan cara sang mafia.
Maksudmu? Lucu benar..
Iya, jadi misal kau punya masalah yang menyangkut hukum, nah kau tak perlu repot segala macam. Hanya cukup berdiskusi, membicarakan bersama akan berakhir seperti apa masalahmu itu. Oi, kau bahkan tak perlu menggigil kedinginan di dalam sel penjara. Malah kalau uangmu berlebih amat sangat, kau bisa punya ruang karaoke pribadi di sel tahananmu yang sejuk ber-AC itu. Bukan dingin karena angin malam atau tampias hujan.
Wahhh. Asik kalo gitu? Mudah saja punya masalah..
Oi, mana asik kalau seperti itu hah? Kau tetap tak punya kebebasan. Ah walaupun masi boleh juga kau buat rapat2 di selmu itu atau sekedar melayat kerabatmu yang meninggal.
Haha9, kau ini sungguh lucu. Tak ada lah yang seperti itu.
Ada. Sungguh. Ah, kalau kau masih belum percaya, ada lagi mafia lain di kampung itu. Yang ini mafia pajak. Oi, kau tau pajak kan? Bagus kau belajar dulu soal pajak daripada kau bingung mendengar omonganku nanti. Bisa-bisa ku bohongipun kau tak sadar nanti.
Eh kau tega membohongiku? Lagipula aku tau nah itu soal pajak. Ck..
Nei nei nei. Tidak lah. Masakan aku membohongimu, Mijn Lieve.. Nah tu, kau punya masalah pajak, eh kau tinggal bincang-bincang saja tentukan kau mau bayar berapa. Mana tau bisa jauh lebih kecil dari yang seharusnya kau bayar.
Oi, gila sekali kalau begitu? Mana boleh seperti itu?
Yah coba sana kau bilang begitu di kampung itu.
Hmmm...
Eh itu belum selesai. Masih ada lagi. Disana juga ada mafia berita. Amboi, kau mau berita yang seperti apa ah? Yang sensasional? Yang mampu membuatmu tambah tersohor? Itu gampang sekali, Mijn Lieve.. Kau tinggal cari orang yang cukup bodoh untuk mengaku-ngaku sebagai salah seorang yang bersalah yang sedang ramai dibicarakan orang, yang tak lain tak bukan adalah mengaku-ngaku sebagai salah satu dari mafia hukum atau mafia pajak seperti yang ku sebut lebih dulu tadi.
Kau tinggal pilih saja mau yang mana. Toh warga kampung banyak yang tak tahu, malah mereka akan semakin mengelu-elukanmu karena kau mampu membuat berita yang amat menggemparkan.
Mana mungkin warga kampung tak tahu? Aneh ceritamu.
Gampang saja. Seperti sekarang aku bicara padamu. Oi, kau khan tak tahu apakah aku sungguhan mengatakan berita yang benar padamu atau aku hanya membual, bahkan bisa jadi aku memfitnah kampung sebelah dengan mengatakan hal yang belum pasti ini, yang mungkin hanya karanganku. Eh kau khan tak pernah datang ke kampung sebelah. Jadi kau tak akan sadar ku bohongi.
Jadi kau membohongiku?
Noit, Mijn Lieve. Sudah ku katakan aku tak akan membohongimu.
Ya. Bagus begitu. Kalau sampai kau membohongiku, aku tak akan memaafkanmu. Sama saja kau dengan mafia2 itu.
Kau tahu persamaan dan perbedaan ketiga mafia tadi?
Tidak. Apa?
Nah, ketiganya sama-sama melibatkan duit. Ahh, bosan aku bicara duit. Tapi demi kau, baiklah, tak apa. Jadi semua itu hanya duit, duit, dan duit. Bedanyaaaa, dua mafia pertama dapat duit dari lawan bincang-bincangnya. Sedangkan mafia yang terakhir malah memberikan duit pada boneka rekaannya.
Hahaha9. Gila.
Ah. Kau tahu demo? Di kampung sebelah itu pun banyak demo. Tapi tak semua yang demo itu memang mengerti apa yang didemokan. Tak sedikit dari mereka hanyalah boneka-boneka bayaran yang disuruh pihak tertentu untuk berdemo.
Aih... Benar-benar kacau kampung sebelah itu. Apa semua begitu?
Haha9. Duit bayaran demo itu bahkan tak seberapa. Untuk bermalam minggu mengajak anak gadis orang menonton film dan makan malam pun tak cukup. Tentu aja enggak.. Celakalah seluruh kampung kalau isinya mafia semua.
Hmm.. Syukurlah di kampung kita ini gak begitu.
Kampung kita ini khan kaya, orangnya pun baik-baik dan jujur-jujur. Gak akan ada mafia. Kecuali mafia yang ada di depanmu ini.
Maksudmu?
Aku. Mafia cinta. Tapi untuk diriku sendiri. Tak ada uang terlibat. Yang ada hanya perasaan yang halus dan tulus tanpa ada akal bulus, nona manis.
Haduh.. Malah menggombal. Ah ya, bukannya di sebelah sana itu hutan?
Emang. Lalu?
Ceritamu tadi?
Oh itu. Aku mengarangnya untuk menarik perhatianmu. Mana ada kampung sekacau itu. Eh lagipula mana ada bioskop dan tempat karaoke di kampung eh? Ber-AC pula.
Eh dasar kau sungguhan tukang bual!!
Haha9.. Jadi, kau mau menerima cintaku, Mijn Lieve?
No comments:
Post a Comment
Makasi udah baca ocehanku ini, apalagi kalau mau ninggalin komen, hehe.. ^^