Wednesday 28 April 2010

Runyam





Tolong, tolong pegangi ini, jaga ia jangan sampai terjatuh.


Tapi belum kering bibirku mengucapnya kamu sudah menjatuhkannya, tepat saat aku meletakkannya di tanganmu.


Dan ia-nya kini berserakan di lantai. 

Apalagi yang bisa ku lakukan selain memungutinya, mengumpulkan serpihannya untuk kemudian mencoba untuk membentuknya sekali lagi seperti semula. Awal mula aku mempercayakannya padamu sedetik lalu.


Aku menghela nafas. Berat. Ternyata kamu memang tak bisa ku andalkan. Padahal aku hanya memintamu untuk tetap memeganginya. Sebentar saja. Karena secepatnya, setelah ini selesai, aku akan mengambilnya lagi darimu.


Tapi kamu tak bisa, bahkan sekedar berpura-pura di depan orang-orang. Berpura-pura sedikit saja. Bahwa kamu mampu menjalankan peranmu dengan baik. Memegangi ia.


Kamu yang selalu ceroboh, dan tak pernah mampu menerjemahkan segala macam. Bahkan ketika sudah ku katakan dengan terang bahwa kali ini kita akan mencoba memerankan peranan yang beda.


Kamu khan bisa berpura-pura sedikit saja? Bersabar sebentar saja. Pegangi ini dengan baik, tetap di sana, di sudut sana, melakukan apa yang ku perintahkan. Sampai akhirnya ku katakan padamu "selesai". Kemudian orang-orang akan memberikan tepuk tangan yang paling meriah untuk kita berdua. Ah bukan, untukku lebih tepatnya. Begitu. Mudah kan?






Tapi,








kamu tak bisa.

2 comments:

  1. haduhhh...ni tntang apa yah... hehehe udah ku add... ^^

    ReplyDelete
  2. hehe..
    ini tentang apa yaa, ummm...
    gitu deh, mbak... :33


    yuhuu, udah ku app, makasi ya, mbak... :37

    ReplyDelete

Makasi udah baca ocehanku ini, apalagi kalau mau ninggalin komen, hehe.. ^^