Tuesday, 7 September 2010

AKU : Lima. Echo. Bravo. Alpha. Romeo. Alpha. November.! \^o^/

Yuhuuu, selamat pagi!!! :D

Hmm, sepertinya saya ini kacau sekali yah dalam mengurus blog ini. Rasa-rasanya beneran bukan blogger yang baik deh, huhu. Ini saya baru sempat lagi buat ngeblog, ampun deh >.<

Nah postingan yang ini mau ngomongin apa ya?
Singkat aja deh, yang ini cuma mau ngucapin selamat Idul Fitri aja.
*loh? kan masih hari Jumat?
Iyaaaaa, saya takutnya gak sempet lagi deh buka blog ini buat ngucapin met lebaran, jadi ya udah sekarang aja deh.

Selamat Idul Fitri ya untuk yang merayakannya..
Saya minta maaf atas semua kesalahan yang udah saya buat, semoga aja kalian semua mau memaafkan saya. ^^
Semoga amalan kita di bulan Ramadhan ini diterima Allah, aminnnn...

Yuhuuu, meski lebaran nanti bakal banyak banget kue-kue dan makanan-makanan enak, jangan sampe ya berlebihan makannya. Inget untuk tetap berbagi dengan sesama dan untuk makan secukupnya aja, karena Allah gak suka yang berlebihan. [hoho, kenapa saya jadi sok bijak begini, heuuuu :p *nyengir dudul] Kalo puasanya gimana nih? Pada lancar aja kan yah? Heheu..

Nah ngomongin lebaran juga, udah pada bayar zakat fitrah belum? Wajib lohhhh, jangan sampe nanti malah kelupaan. Baju baru sihhh udah pada siap berapa banyak ehhh malah zakat fitrahnya belum, wahwah gawat itu.. [temen-temen masih pada beli baju lebaran gak sih? iseng aja pengen tau gitu, hehe..]

Oh ya, temen-temen pada mudik gak? Kalo saya sih karena ibu saya emang asli Bekasi, ya saya pulangnya ke Bekasi, hehe.. Nah kalo bapak saya kan asli Klaten, cuma karena sejak dari sebelum puasa mbah putri saya udah dijemput bapak buat tinggal di rumah kami aja selama bulan puasa sampe lebaran, jadi semuanya ya ngumpul di Bekasi deh.. [mbah saya meski sekarang cuma tinggal sendirian di Klaten, gak pernah mau kalo diajakin tinggal di Bekasi aja dalam waktu yang lama gitu, padahal kan kami pengennya mbah di Bekasi aja gitu daripada sepi kan di rumah Klaten.... tapi gimana lagi, mbah gak mau gitu... paling ya tiap bulan puasa aja deh mau tinggal bareng kami, heu..]

Nah selain itu saya juga mau majang award dari Jeng Ria. Sebenernya award ini ada aturannya, yang mengharuskan menulis link yang sebelumnya ngasih award ini dan diterusin ke lima orang temen yang lainnya. Hanya aja sepertinya semua orang udah pada dapet award ini deh, ya gak sih? Karena sepertinya saya ini lagi-lagi jadi orang yang terakhir posting award ini, heu.. *maaf >.<

Jadi maafkan saya kalau gak saya terusin lagi, buat semua blogger yang memang belum dapet award ini, boleh diambil kok, silahkan saja.. :) Apalagi kan award ini tu untuk blogger sejati ya yang mana saya sepertinya tidak pantas menyandang predikat itu, hiks.. *bersedih di pojokan

Iya, entah deh, kayaknya kok ya saya jauh sekali dari predikat itu dengan kegiatan bloging saya yang cuma Senen-Kemis itu, udah kayak puasa sunah aja deh.. Huhu.. Malu rasanya deh... T.T

But, thanks alot for Jeng Ria yang udah ngasih award ini untuk saya. Makasi ya, jeng. Maaf baru kupajang sekarang.. :)

Nah yang terakhir, saya itu sekarang lagi demam ngegunain yang namanya NATO Phonetic Alphabet. Norak dehhh, tapi emang seru kok, hahaha9. Berasa gimana gitu, heu... [yang mau tau tentang itu bisa langsung diklik ya di link-nya, saya males euy nulis di mari, nanti jadinya panjang, hehe9]

Yuhuuu dah ah, nanti jadinya kepanjangan ni posting.

Selamat Hari Selasa!
Semoga hari ini menyenangkan :D

Happy Idul Fitri! \^^/
Happy holiday....!

Wednesday, 1 September 2010

Bulan Biru




Hei, apa kabar? Kadang aku hampir lupa kalau kita pernah kenal. Ya, aku mengenalmu, hanya sebentar. Entah apakah sungguhan "mengenalmu" atau hanya sekedar mengenalmu. Ah, itu tak penting.

Jadi, apa kabarmu? 

Melodi Sore Ini




Hujan turun lagi sore ini.

Mau tak mau aku jadi mengingatmu lagi.
Hmm, ku rasa kau sudah bosan dengan tulisanku yang melulu soal hujan.

Dan kau.

Monday, 30 August 2010

Aku Cemburu

Ya, aku cemburu.


Cemburu pada jam bundar dengan model standar dan tanpa merk yang nangkring begitu saja di dinding kamarmu, yang selalu berusaha menyeret ketiga jarumnya untuk menunjukkan waktu yang tepat meskipun sebenarnya tak pernah tepat karena kau sengaja menyetelnya sepuluh menit lebih awal.

Cemburu pada televisi warna yang juga bukan tipe terbaru dan hanya keluaran produk massal yang mudah rusak, yang bahkan hanya diam saja karena setauku pun hanya sekali dua kau nyalakan sewaktu awal-awal membelinya, sepertinya kau hanya ingin menjadikannya pajangan pengisi meja depan ranjangmu yang nyaman itu.

Cemburu pada layar empatbelasinchi-mu -beserta seperangkat alat canggih pendukungnya- yang entah sudah berapa juta detik menghabiskan waktu bermesraan denganmu, yang selalu membalas tatapan antusiasmu, binar matamu yang begitu cerah kala tertarik pada hal-hal yang dia coba berikan padamu, yang tak pernah lelah memaparkan apa saja yang ingin kau ketahui, berbagi banyak hal yang hanya kalian yang tahu.

Cemburu pada selimut lusuhmu yang selalu kau tarik hingga sebatas dagu bahkan terkadang hampir menutupi seluruh tubuhmu manakala malam mengundang angin untuk mampir ke pestanya yang malah mengganggumu yang sedang bermimpi tentang satu lagi perjalanan entah ke tempat yang mana lagi yang mungkin tak pernah ku bayangkan, dia yang memberimu sedikit kehangatan agar kau tetap terlelap dan tak terusik dengan dingin yang menyelinap dari kisi-kisi jendela.

Cemburu pada alarm yang sengaja kau taruh di meja samping ranjangmu -yang juga kau setel sepuluh menit lebih awal-, yang selalu saja kau lirik dengan tatapan benci dan kesal tiap kali sinar pertama mencium embun terakhir yang sempat mampir di pucuk dedaunan, mengingatkanmu bahwa mimpimu harus tertunda lagi karena nyata sudah di ujung mata, dia yang sudah kehilangan huruf S dan N pada kata SNOOZE-nya karena sudah kelewat seringnya kau pencet, yang tetap berdengking-dengking meski kau terus-terusan menghujamkan tatapan tajam padanya.

Cemburu pada benda-benda mati yang entah apalagi yang ada di sekitarmu -yang mungkin tak pernah terpikir olehku-, benda-benda yang entah sudah berapa lama bersama-sama denganmu, benda-benda yang bahkan tak pernah menuntut perhatianmu namun selalu bebas memperhatikanmu yang entah sedang melakukan apa, benda-benda yang mungkin bahkan tak kau sadari keberadaannya yang kau lirik dengan tatapan bingung seraya berpikir kapan kau membawa benda itu ke kamarmu berserta alasan mengapa dia ada di situ, benda-benda yang saling berebut tempat dalam kamarmu yang tak seberapa besar itu.

Cemburu pada entah mainan apalagi itu yang menyita perhatianmu sejak tadi sinar terakhir berpamitan pada bumi hingga entah pukul berapa ini yang pastinya sudah tengah malam, yang membuatmu melupakan segala benda lainnya.


Ya, aku memang cemburu.


Bahkan aku cemburu pada langit-langit kamarmu yang kau jenguk sekerlingan mata sebelum kau mulai merapalkan doa sebelum tidur tiap kalinya tiap kau hendak menjumpai mimpi-mimpimu lagi saat rembulan sedang bersenda gurau dengan bintang-bintang.

Cemburu karena benda-benda itu bisa begitu nyata dan ada di dekatmu meski hanya sesekali terlihat olehmu, bahkan kebanyakan tak mendapat perhatianmu sama sekali.



Tapi itu pun masih lebih baik, setidaknya mereka bisa ada di dekatmu, nyata.



Ya, aku memang sungguh-sungguh cemburu.




[melebai dan meracau tengah malam sebelum tidur, hahaha9]

Ah yaaaa, mau sekalian majang award dari Mbak Fanny, nah si mbak yang suka banget nulis cerpen ini tuh ngasih award karena udah memposting sebanyak 1000postingan! Eh aihhh 1000! Bayangkannnn, banyak banget khaaaannn... Nah ini awardnya:

Makasih ya mbak untuk awardnya... ^^

Dan satu lagi sekalian mau ucapin makasih buat hadiah novelnya karena cerpen saya udah menang di lomba nulis cerpen yang diadain sama si mbak tempo hari lalu. Makasih ya, mbak.. Tadi novelnya udah nyampe loh, heheu... ^^

Friday, 27 August 2010

AKU : Putih Biru SMP-ku


Hai, :D
Selamat hari Jumat, well sekarang sudah Jumat lagi yah? Padahal saya Rabu minggu lalu sudah niat mau nulis tapi akhirnya gak jadi karena patah mood saat di tengah[alasan lagiiii…. :p]
Nah sekarang saya mau nulis tentang apa ya?
Begini, saat saya menengok sebentar ke rumah saya yang sudah sekian lama saya tinggalin [hampir dua minggu ya? ha ahhh] dan sudah berdebu itu saya menemukan beberapa pesan di chatbox saya, yang ternyata sama semua isinya. Pesan-pesan ini khusus ditinggalkan di chatbox saya oleh Mbak Reni, Diah, Neng Nuy, Neng Ana, dan Mbak Aishi. Nah loh kok bisa sama? Memang apa isi pesannya?
Jadiii, kelima wanita manis ini mengundang saya untuk ikutan membuat postingan mengenai masa-masa SMP dalam rangka Gerakan SEO Positif yang diselenggarakan karena keprihatinan Manajemen Emosi terhadap kenyataan saat para pengguna internet memasukkan keyword “SMP” yang muncul adalah postingan atau hal apapun itu yang buruk-buruk, yang tidak sepantasnya dan tidak sewajarnya. Nah jadi gerakan ini tu bertujuan untuk menggeser postingan yang buruk itu dengan postingan-postingan yang positif. Oleh karena itu Manajemen Emosi mengajak para blogger untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Dan sebagai penghargaan bagi pra blogger yang sudah membuat postingan positif bertema SMP, Manajemen Emosi memberikan award ini :

Wednesday, 25 August 2010

Purnama Jingga






Lalu malam ini lagi-lagi aku bertanya padamu, pada hatimu yang sepertinya selalu hangat –membara namun selalu saja dengan takaran panas yang pas yang membuatnya jadi hangat yang nyaman-, pada derak dedaunan pohon oak yang di batangnya kamu pernah mengguratkan nama kita dengan pisau kecilmu, dedaunan yang saling bergesekan karena angin musim semi. Waktu itu bahkan kamu tak mengindahkan laranganku untuk tidak menggurat batang pohon itu, kamu tak mau tahu kalau hal itu menyakiti pohon oak tadi, padahal apa yang kamu lakukan itu sama sekali tak memberi jaminan kalau kita akan selamanya bisa bersama-sama, berdekatan saling berdampingan satu sama lain seperti nama kita yang kamu guratkan di situ.

Tuesday, 10 August 2010

Malaikat Kecilku



Aku masih memandangi bayi mungil yang ada di tanganku, masih merasa takjub melihatnya nyata dalam dekapanku. Takjub bahkan setelah aku menyaksikan sendiri bagaimana dia bisa hadir ke dunia ini, menyaksikan istriku yang berjuang melawan maut untuk melahirkannya. Benar-benar proses yang menegangkan. Aku bahkan ikut berkeringat panas dingin saat memegangi tangan istriku yang memang basah oleh keringatnya, sesekali aku juga mengusap keningnya, menyemangatinya agar terus berjuang.

Nah begini, aku ingin menceritakannya padamu tapi dari mana aku bisa memulai kisah ini. Hmmm, ah ya… jadi kemarin sore mungkin sekitar pukul empat aku dan istriku yang sedang hamil masih berjalan-jalan di taman dekat rumah kami. Kami memang sering berjalan-jalan sore, sekedar mengajak istriku yang sejak hamil jadi suka sekali berjalan-jalan bertelanjang kaki di atas batu-batu kerikil yang memang sengaja dibuat menjadi sebuah track khusus bagi yang ingin berjalan-jalan di atasnya sambil merasakan sensasi refleksinya karena memang itu tujuan pembuatannya. Beberapa orang juga rutin berjalan-jalan di situ, yah meskipun kebanyakan dari mereka mungkin sudah seumur orangtuaku.

Friday, 6 August 2010

Menari Bersama Awan




Suasana ramai sekali ketika aku masuk ke ruangan. Bli Kadek hendak membantu mendorong kursi rodaku, tapi aku meyakinkannya bahwa aku bisa melakukannya sendiri. Para peserta talkshow sepertinya sudah tak sabar karena saat aku masuk mereka semua langsung menatapku. Ruangan yang tadi ramai tiba-tiba senyap, tatapan-tatapan penuh rasa ingin tahu segera menyergapku.
Aku duduk tepat di tengah-tengah meja panjang dengan tumpukan novel terbaruku, menghadap pada semua mata yang memandang tak sabar ingin acara segera dimulai. Tanpa menunggu lebih lama MC  membuka acara. Dan tak terasa sampailah pada sesi tanya-jawab. Mereka sangat antusias bertanya tentang novel terbaruku sesekali diselipi pertanyaan tentang kehidupan pribadiku. Semua berjalan lancar sampai ketika seorang peserta bertanya sesuatu yang sudah tertinggal jauh.
 “Apakah menjadi novelis adalah cita-cita Mbak Saras sejak kecil? Atau ada cita-cita lain yang masih ingin mbak raih? Terima kasih untuk kesempatannya.” tanyanya dengan sopan.

Friday, 30 July 2010

Cintaku Hanya Cinta Biasa



Kalau ada orang yang bertanya padaku apa itu cinta, maka aku akan menjawab tanpa ragu. “Cinta itu persahabatan”. Ya, begitulah. Bagiku cinta itu persahabatan. Persahabatan yang tak lekang oleh waktu antara aku dan dia, seorang laki-laki yang kunikahi lima tahun lalu, seorang laki-laki yang ku kenal sejak kami masih berputih biru bahkan di hari pertama, seorang laki-laki yang sudah menjadi sahabatku sejak aku mulai menjejak masa remaja yang penuh dengan warna warni, ya dialah suamiku, Ardi Pradana Yuwawira. Seorang laki-laki yang kuserahi sepenuhnya hatiku padanya. Yang kuminta memegangi hatiku yang kadang kelewat rapuh untuk selalu dijaganya. Yang ku terima ajakannya untuk memenuhi cangkir teh kami bersama sampai akhir waktu.

Tuesday, 27 July 2010

La Ciel


Dan ketika pada akhirnya aku terlalu lelah hanya untuk menguraikan satu lagi rantai rumit dan kokoh, aku hanya ingin merasakan jalin benang rapuh yang tipis dengan jari-jariku, dengan saraf perabaku, yang semoga belum kebal.

Dan ketika pada akhirnya aku terlampau pusing hanya untuk merangkai deret-deret bait yang sarat maksud tersirat, aku jadi cuma ingin mendengar celoteh ringan dari suara serak itu, dengan indra pendengarku, yang semoga belum pekak.
Dan ketika pada akhirnya aku kelewat buta untuk mengartikan guratan-guratanmu di atas kanvas putih yang kini penuh dengan banyak garis dan lengkung, membentuk sesuatu yang kelihatannya amat abstrak, yang menurutku hanyalah sebuah kumpulan warna tak berbentuk, dan masih saja tak tahu arti yang tersembunyi di baliknya.

Dan ketika pada akhirnya aku terhenti, terhenti dari segala yang bising, terhenti yang kadang bahkan kurang dari sedetik, tapi tak jarang juga seperti berjuta-juta detik, yang ku butuhkan hanyalah menepi, jauh dari orang-orang atau semua hal yang biasa ada di sekitarku, atau malah mungkin aku hanya perlu jauh dari kamu dan segala hal tentangmu.


Tanpa Judul

Hai, pagi semua.
Sudah berapa lama saya pergi dari belahan dunia yang ini?

Entah lah.
Sepertinya saya sedang tidak dalam perasaan pas yang membuat saya ingin menjumpai segala pernak-pernik yang ada di sini beberapa hari lalu.

Entah lah.
Rasanya seperti saya gak punya alasan untuk menengok barang sejenak ke belahan dunia saya yang ini.

Entah lah.
Rasanya itu hal yang tiba-tiba saja membuat saya pusing, melihat kedipan layar monitor yang berkecepatan tinggi, yang seringnya membuat mata saya pedih.

Entah lah.
Rasanya saya muak melihat berbagai orang berlomba untuk eksis dalam peperangan merebut perhatian banyak orang lainnya melalui sekalimat status yang dipasang di mukabuku. Iya, sebenarnya saya lebih karena menghindari belahan dunia saya yang itu ketimbang yang ini, rasanya lelah sekali melihat orang-orang membeberkan segala hal tentang kehidupannya di sepotong tulisan berupa status. Terakhir kali sebelum saya meninggalkannya sejenak, saya sempat menulis note di sana yang asli beneran cuma karangan saya aja, dalam artian bukan sebuah percakapan sungguhan. Yang seperti ini:


[AMPUN! MAMA LUPAAAA!!!!]
Setting dan latar : Depan ruang sidang sebuah pengadilan agama, beberapa orang bersiap untuk masuk ke ruang sidang
Waktu : Pagi menjelang siang
Tokoh : Seorang wanita umur empatpuluhan yang datang terburu-buru bersama anak gadisnya yang berusia sekitar limabelas tahun, terhenti mendadak di depan ruang sidang
Dialog : W = wanita dan P = anak perempuannya

W : Aduhhhh, mama lupa bangettttt... [sambil teriak memegang jidatnya yang kinclong oleh tebalnya saputan bedak]

P : Lupa apa, ma? [tanya si anak dengan penuh prihatin dan simpati pada ibunya]

W : Mama lupa bangettttt... mama belum update status di p*sbuk sama ngetweet di tw*tt*r mama kalo mama mau sidang cerai sama papa kamu sekaraaang... haduhhh, gawat deh...

P : [gak ngomong apa-apa, bingung lihat kelakuan mamanya]

W : [gak peduli dengan tatapan prihatin anaknya, malah sibuk ngambil B*B*k dari tas Ch*nelnya yang mahal selangit itu yang sebenernya sih diragukan mungkin aja cuma dibeli di Brother Land alias Tanah Abang]

Entah lah.
Rasanya muak melihat yang kira-kira seperti itu, yang ujung-ujungnya membuat saya meng-hide mereka. Entah sudah berapa orang yang saya hide, padahal mereka teman-teman saya. Untuk apa sih menuliskan sesuatu yang kelewat pribadi seperti itu? Bertengkar sama pacarnya ditulis di status, baikan sama pacar ditulis juga, salah naroh garam ke es jeruk juga ditulis, apa-apa ditulis. Aneh.

Dan terutama yang lebih aneh adalah saya.
Buat apa saya sibuk menulis tentang hal ini?
Gak penting khan?

Well mungkin emang gak penting, saya cuma lagi menjelaskan aja kenapa saya ngilang sepuluh hari belakangan ini. Well, meskipun mungkin gak ada yang merasa kehilangan saya. Karena saya kan bukan orang populer juga.

Entah lah.
Rasanya menulis ini pun saya jadi merasa sama dengan orang-orang itu. Sama aja. Gak beda.

Ya sudahlah, saya juga sedang tak ingin aneh-aneh lagi.
Maafkan saya yang tak berkunjung ke tempat kalian akhir-akhir ini.
Lebih karena saya memang gak mood.

Oh ya, yang pergi dan gak punya alasan untuk tinggal dalam postingan saya yang sebelumnya itu adalah saya, bukan dia atau siapapun. Dan rasanya bukan seperti yang banyak ditulis di komen. Bukan, bukan seperti itu. Tapi saya toh gak punya alasan juga untuk menjelaskannya lebih rinci kan? Ya, sebut saja saya sombong, sengak, sok, egois, atau apa lah. Saya hanya sedang malas. Tapi makasih banget untuk yang udah membacanya dan memberi dukungan pada saya, :) [hanya saja saya tetap malas]

Selamat hari Selasa.
Semoga hari ini menyenangkan. :)

P.S.: Aslinya gak mau dikasih judul, eh tapi kok jadi seperti nyambung ya sama postingan yang baru? heu... --"

Friday, 16 July 2010



Kenapa kamu selalu merelakan saja tiap kali aku ngambek, berbuat sesuka hati?

Karena aku gak punya alasan kuat untuk marah.

Kenapa kamu pergi?

Karena aku gak punya cukup alasan untuk tetap tinggal.





Karena, seandainya kamu tahu, segala sesuatu terjadi untuk atau karena sebuah alasan, dan aku gak punya alasan sama sekali untuk marah atau memilih untuk tetap tinggal.

Thursday, 15 July 2010

AKU : Hanya Sekedar Konfirmasi


Tulisan kali ini sebenernya masih ada hubungannya dengan tulisan saya kemarin lusa, yaitu tulisan tentang malu dan maaf. Nah kok malah ditulis lagi? Jadi gini, ada yang komen di situ sampe panjang bener euy, [makasih loh buat komennya], yaitu Patlu itu Fahmi. Nah komennya kayak gini, [ini saya copas aja sekalian ya] :

Tuesday, 13 July 2010

AKU : It's A Wow Weekend!

Huwwwwooo..
Selamat malam Rabu! :D
Hiyaaah, saya jadi bingung mau nulis apa. Haha.. Mau nyelesein cerpen masih males, nyelesein cerita jalan-jalan di Bali juga males banget...
Hmmm mau nulis tentang weekend kemarin aja deh, yuhuuuuu...
Ah ya, sebelumnya makasi ya buat yang udah ngucapin met ultah dan doain mami saya di postingan yang sebelumnya, ^^
Semoga kita selalu dalam lindunganNya ya, amin..

Yak gak pake basa-basi aja deh ya, this is the story.

Thursday, 8 July 2010

AKU : M2M!!!

 M2M!!

Did I lose my love to someone better..
And does she love you like I do..
I do, you know I really really do...


Eitssss... Bukan. Bukan. Ini bukan tentang dua cewe manis yang sempet tenar bener jaman kita masih jadi remaja puber itu. Ah iya, mereka emang tenar banget khan? Setidaknya lagu yang di atas itu sama lagunya yang "Oh mai preti preti boi" ntu, semua pasti tau lah ya.. Itu waktu kemarin di Bali karaokean sama temen-temen saya aja pas nyanyi lagu yang di atas itu semuanyaaaaa pada hapal, kita nyanyi-nyanyi pas lagi di perjalanan juga pada hapal semua tanpa text loh, hehe. Nah khan jadi ngaco. Udah cukup deh ngaconya.

Oke, sebenernya sih M2m di sini tuh "malu dan maaf". Kenapa kok tiba-tiba bahas itu sih? Sebelumnya saya mau nanya dulu deh apa sekarang ini tuh budaya malu dan budaya maaf tu udah beneran parah kah? Apa sekarang ini orang-orang udah gak peduli lagi dengan yang namanya malu dan maaf? Dimana sih perasaannya? Hati nuraninya?

Tuesday, 6 July 2010

1.. 2... 3... Smileeeeeee....!! \^o^/

Hal yang menyenangkan hati banyak sekali..
Bahkan kalau kita bermimpi..

Sekarang ganti baju agar menarik hati..
Ayo kita mencari teman...!!

Jalan panjang menuju langit biru...
Tiba tiba kulihat seorang anak,
yang menemukan harta karun di dalam sana..
Alangkah senang dan hati gembiraaaaa...!

Wangi angiiiin...
Padang rumput di sore hari...
Sampaikaaaaan salaaaaaam
Gembiraaaaaaaaaaaaaaaa......!!!

Hal yang menyenangkan hati banyak sekali..
Bahkan kalau kita bermimpi..

Sekarang ganti baju agar menarik hati..
Ayo kita mencari teman...!!


Friday, 2 July 2010



Hmm, kali ini cuma mau copas puisi karya orang yang saya sendiri sebenernya gak tau siapa yang nulis. Dari berita yang beredar sih katanya ini puisi ditulis oleh seorang anak Afrika yang menjadi nominasi sebagai The Best Poem of 2006 dalam sebuah festifal di Yunani. Puisinya bagus dan terlihat amat tulus. Nah saya pertama kali baca puisi ini Maret lalu dari note fb temen saya. Cuma tadi pas saya kasih keyword itu di mbah gugel muncul beberapa berita kalo puisi ini sebenernya ditulis oleh seorang murid dari King Edward VI School, Birmingham, UK pada tahun 1989. Well, terlepas dari permasalahan siapa yang menulisnya, menurut saya puisi ini amat bagus.

Nah ini puisi versi nominasi The Best Poem of 2006 by An African Kid.

When I born, I black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black

And you white fellow
When you born, you pink
When you grow up, you white
When you go in sun, you red
When you cold, you blue
When you scared, you yellow
When you sick, you green
And when you die, you gray
And you calling me colored??


Yang ini versi murid dari King Edward VI School, Birmingham, UK yang saya ambil dari sini.

Coloured

When I was born, I was black.
When I grew up, I was black.
When I get hot, I am black.
When I get cold, I am black.
When I am sick, I am black.
When I die, I am black.

When you was born, You were pink.
When you grew up, You were white.
When you get hot, You go red.
When you get cold, You go blue.
When you are sick, You go purple.
When you die, You go green.

AND YET YOU HAVE THE CHEEK TO CALL ME COLOURED!!!

Well menurut saya puisi ini bagus, bikin kita ingat lagi kalau kita ini emang diciptain dengan berbagai macam ragam. Dan alangkah bijaksananya bila kita mau saling menghormati dan menghargai bukan malah saling menjelek-jelekkan. Sungguh pada hari itu, ketika semua perbuatan kita dihitung dengan seadil-adilnya, yang dilihat dan dihitung adalah perbuatan kita dan yang membedakan kita menjadi orang-orang yang baik atau tidak hanya dari perbuatan kita itu saja bukan dari warna kulit, jabatan, keturunan, bangsa, atau apapun. 

Ah ya, puisi ini juga bikin saya ingat sama si manis Jaden Smith. Huahaha9, ujung-ujungnya dia lagiii.........


Selamat hari Jumat!
Semoga hari ini menyenangkan :D
and.. happy weekend all...! ^o^/

Thursday, 1 July 2010

Jaden Smith, you stole my heart!!!

Yak! Saya emang baru aja nonton Karate Kid semalem itu. Haha, telat ya? Biar aja lah, toh saya bukan tipe orang yang suka ngejar premier, iya bener. Jadi semalem saat orang-orang ngejar premier Eclipse eh saya malah nonton Karate Kid. Itu sih karena saya emang males berlama-lama ngantri panjang-panjang cuma buat nonton sebuah film. Hello, saya sih gak mau ya ngelakuin itu capek-capek cuma demi sebuah gengsi karena berhasil nonton premier sebuah film yang trus abis itu langsung dijadiin update status di mukabuku biar orang-orang tau kalo udah berhasil nonton, haha. That's so not me.. Ya bukan berarti saya ngejelek-jelekin orang-orang yang melakukan itu loh ya, ini khan cuma masalah prinsip. Saya sih cuma gak mau antri sampe kayak mau ngambil jatah raskin atau BLT aja, hehe.

Ah, udahan, back to topic. Well, saya bisa katakan kalo saya emang beneran kepincut sama si Jaden yang manis dan cute itu. Huwaaaa, entah kenapa yaaa, kok saya seneng banget nonton dia berlaga di pilem ini, terbius aja gitu dengan muka manisnya itu. Oh God, mengapa Kau menciptakannya jauh di benua sebelah sanaaaa, kenapa gak di Indonesia aja, kenapa gak lebih cepet duabelas tahun gitu, hiks, kenapa dia masih duabelas tahun dan bukan duapuluhsatu tahun aja? [loh emang trus kenapa gitu kalo dia 21 dan bukan 12? hahaha9].

I'm definitely fallin love with this cute sweet boy!!! Huwaaaa... Jaden Smith. Ck... Setelah ini saya bertekad mau beli itu dvd filmnya dari yang Pursuit of Happyness sampe yang Karate Kid. Oh ya, dia udah main di tiga film, cuma filmnya yang kedua saya belum nonton [nah ini harus nih setelah ini, haha]. Emang sih baru-baru ini saya lagi ngefans banget sama pemain Argentina, mas Higuian si nomer 9 itu, cuma biasa aja. Nah kalo si Jaden ini, aduhhh, beneran deh, berasa pengen kenal beneran. Mungkin sama dengan saya ngefans sama si Didi Riyadi. Huwahahaha9, iya beneran, saya tuh sejak Didi Riyadi jadi artis itu saya ngefans sama dia, senyumnya yang tengil itu loh, ampun. Sayang sekarang Didi udah jarang banget keliatan di tipi, huff..

Oh ya, overall saya suka banget sama film Karate Kid ini, bagus deh.. Top lah. Cuma yang saya gak suka ada di adegan pas Dre sama Mei ciuman di Teater Bayangan itu, huff mereka khan baru 12, gak pantes aja ada adegan ini. Sayang banget, seandainya aja gak ada adegan ini yah, pasti beneran top deh.

Nah ini beberapa potonya Jaden Smith yang saya comot dari berbagai sumber, haha. Seneng bener kali ya Will Smith punya anak semanis ini, haaaa....

Haaaa, look at his eyes..! Jadi ngebayangin sepuluh tahun lagi dia kayak apa yaaaa....

Nah ini potonya waktu kecil, aihhhh, imut banget khaaan.

Yang ini pas di adegan Dre final lawan Cheng, huff saya gak suka banget sama mukanya si Cheng itu, nyebelinnn, pengen ditonjok aja dehhh.. Haha..

See this picture!!! Awesome! Love it.. >.<

Yang ini sama Mr. Han ehh Jackie Chan, heheu... manisssssss..... >.<

My favourite one!!! With his father in "Pursuit of Happyness". His smile just like a sunshine in the morning... :)

Tuesday, 29 June 2010

Hanya Butuh Percaya

: Kamu

Kisah pementasan panggung timur tentang perjumpaan purnama perak kelima setelah bulan biru pertama.


: Aku

Dongeng tentang perpisahan matahari jingga di altar barat lembayung senja.



: Kita

Bilangan detik kerlingan mata senja kemarin kala aku baru bersiap tumbang dan kamu terlalu cepat naik pentas.

Sekejap, tapi cukup untuk saling mengucap salam.

Purnama keenam hari pertama, ketika segalanya terlihat tak mungkin maka yang kita butuhkan adalah berdiri di batas antaranya.

Senja itu, kita bertemu.

Friday, 25 June 2010

Il N'y a Pas Parfait, Calista...


Calista masih terdiam sejak entah berapa jam lalu. Hatinya berantakan, carut marut, tak menyangka bahwa ceritanya akan berakhir seperti ini. Taman mulai beranjak sepi, anak-anak kecil yang tadi ramai berlarian kesana kemari sudah pulang bersama orangtuanya, pasangan muda yang ikut menikmati sore di tepi danau pun mulai berkurang. Hari menjemput senja, mentari memberi kecupan terakhir pada daun-daun yang bergoyangan, bulan bersiap naik pentas. Tapi Calista, gadis ini masih saja duduk terdiam, memandang danau yang semakin senyap tanpa kecipak ikan yang beramai-ramai berebutan makanan yang sembarang dilempar pengunjung taman.

Calista bahkan tak berubah posisi sama sekali sejak tadi, terdiam, menatap kepingan dan serpihan hatinya yang terserak. Iya, dia bahkan tak melihat danau dan segala keramaiannya seharian ini. Matanya melihat ke depan, namun yang terlihat hanyalah kepingan dan serpihan itu, kecarutmarutan hatinya.

Thursday, 24 June 2010

Il N'y a Pas Parfait, Calista..


“Kita langsung ketemu di sana aja, Mas.. Maaf, hari ini hectic banget. Si bos juga dari pagi marah-marah terus. Iya, hu um.. Ya udah, sampe ketemu, Mas.” Calista buru-buru memutuskan sambungan telponnya dengan Arya. Memasukkannya ke dalam tas kemudian secepat kilat berjalan ke basement kantor. Tak sampai lima menit, jazz putih sudah melaju di jalan Thamrin yang tak begitu lengang siang ini.

Arya, laki-laki yang dekat dengan Calista dua tahun terakhir ini. Awalnya mereka bertemu dalam suatu wawancara. Ketika itu Calista ditugaskan untuk mewawancara seorang eksekutif muda yang sedang naik daun. Seorang Raden Mas Arya Hadiningrat, keturunan priyayi dari Jogja yang sejak awal memang sudah terlihat bakat kecemerlangannya dalam bisnis property yang sekarang sudah sukses mendirikan gedung-gedung pencakar langit juga entah berapa perumahan mewah di kawasan elit kota metropolitan.

Awalnya wawancara itu berjalan formal, tapi ketika sekretaris Arya memberitahukan bahwa penerbangan Arya ditunda karena alasan cuaca buruk karena hujan begitu deras ditambah dengan petir. Saat itulah sepertinya langit beserta semesta memang berkonspirasi menciptakan cuaca buruk agar mereka dapat saling mengenal dalam arti berbeda.

Wednesday, 23 June 2010

Il N'y a Pas Parfait*, Calista.


"Waaaw.. keren euy. Punya lu, Ta? Gue kira tadi lu bawa apaan, Ta.. ternyata..” tanya Aldwin kaget pada Calista yang baru saja mengeluarkan teropong bintang Bushnell Northstar 1550 x 127mm yang baru saja dikeluarkan dari kotaknya. Aldwin langsung saja membantu Calista memasang tripod untuk kemudian mulai sibuk mengatur focus lensa agar tepat.

“Hmm, iya, kado ultah kemarin..” jawab Calista acuh, berusaha tetap fokus pada kegiatannya.


“Kado ultah? Dari siapa?” Aldwin yang sedari tadi ikutan sibuk memperhatikan teropong yang sedang diutak-atik Calista, tiba-tiba berhenti, bertanya menyelidik dengan dahi terlipat. Berpikir siapakah orang yang begitu baik hati yang sudah memberikan teropong bintang mahal tersebut kepada Calista sebagai kado ulang tahun.


“Eh? Umm, dari.. dari papa. Papa kasih ini kemarin. Kado lu mana? Kok gak kasih gue kado?” Calista yang kaget dengan pertanyaan Aldwin asal saja berbohong malah balik bertanya soal kado dari Aldwin. Dia tak mungkin jujur pada Aldwin tentang ini. Tak mungkin mengatakan padanya kalau teropong bintang itu, yang sudah sejak lama dia inginkan, bukanlah kado ulangtahun dari papanya. Sudahlah, Calista sedang tak ingin memikirkannya. Terlebih saat ini, saat dia melakukan kegiatan rutin tiap dua bulan naik gunung bersama Aldwin. Dan pendakian kali ini termasuk yang teristimewa, karena pendakian ini merupakan perayaan ulangtahunnya. Dia tak ingin merusak pendakian istimewa ini dengan memikirkan masalah itu. Mungkin besok atau lusa masalah itu dia beri tempat sejenak mampir dalam kepalanya yang sudah penuh dengan berbagai hal itu.


Tuesday, 22 June 2010

Catatan di Kereta


Pukul berapa sekarang?
Hmmm... Sekitar tengah malam. Aku tak bisa menuliskannya dengan pasti, karena tentunya waktu yang ku lihat saat mulai menulis ini dengan waktu aku mempostingnya berbeda.
Jadi kita ambil jalan tengah saja, sekitar tengah malam. Ok.

Aku terbangun barusan. Terbangun karena sms dari seseorang. Hei, sedang apa kau disana? Karena selanjutnya kau tak membalas smsku padahal aku langsung membalas smsmu, secepat itukah kau tidur? Hmm.. Dasar. Membangunkan orang seenaknya lalu pergi tidur begitu saja.

Di luar gelap. Aku mencoba melihat keluar, memfokuskan pupilku agar mampu mereka-reka pemandangan yang sepertinya hanya berupa blok-blok hitam. Hmm, ada blok hitam pekat, ada yang gak begitu pekat. Kadang juga diselingi kerlip cahaya lampu yang tak membantu. Oh pupilku bukan pupil si Naya, kucingnya si mbak, yang bisa membesar jadi kemudian mampu menyampaikan bentuk, warna, dan makna kepada otak hingga tercipta pemandangan meski dalam gelap. Hmm, lagipula paling-paling hanya persawahan dan sawah kalaupun bisa terlihat. Soal kenapa ku sebut persawahan dan sawah mungkin nanti saja ku jelaskan, ah, tidak sekarang. Itupun mungkin loh, it's a probably, not possibly. Khan tak perlu ku jelaskan juga kenapa probably lebih tak mungkin terjadi dibanding possibly? Kau khan pintar.

Bicara apa sih aku ini?

Monday, 21 June 2010

....let it be me!


Selayaknya lah urusan ini sesederhana itu saja.
Tak lebih tak kurang.
Sesederhana diriku yang kini nyaman dalam buaian kursi goyang,
menikmati setiap teguk teh hangat yang mengaliri tenggorokanku, memberi hangat yang nyaman.
Diriku yang nyaman dengan alunan merdu yang berasal dari pemutar piringan hitam tua, memandang lembut ke arahmu.
Selembut tiap lirik yang diucapkan penuh kata cinta yang berluberan,
membasahi lantai, mengalir di antara kaki meja.


Selayaknya lah urusan ini sesederhana itu saja.
Tak lebih tak kurang.
Sesederhana jutaan larik cahaya mentari pagi di sela-sela pepohonan,
yang menguarkan embun-embun yang sempat mampir sejenak di pucuk-pucuk dedaunan.
Membuat sejuk, menghilangkan dahaga.
Sambil diselingi kicau burung yang sejak tadi belum juga bosan dan lelah.


Selayaknya lah urusan ini sesederhana itu saja.
Tak lebih tak kurang.
Sewajarnya saja, sebagaimana yang sudah kita jalani bersama...
Meski kadang kita berdebat soal hal remehtemeh.
Sesederhana itu...




Cinta itu rindu
Cinta itu peluk
Cinta itu kecup
Cinta itu senyum
Cinta itu tawa
Cinta itu tangis
Cinta itu damai
Cinta itu airmata
Cinta itu bahagia
Cinta itu laut
Cinta itu langit
Cinta itu awan
Cinta itu hujan
Cinta itu.....



Cinta itu kamu.



Sesederhana itu.
Limapuluh tahun lalu, kemarin, sekarang, besok, dan mungkin limapuluh tahun berikutnya.


Sampai mungkin gurat kerutan kita tak lagi sederhana. 

Friday, 18 June 2010

Es Campur Segerrrr....!

Selamat pagi semua...\^o^/
Selamat berhari Jumat..

Ceria bener deh hari ini... yailayalaaah, bukannya emang selalu ceria yaaa tiap kali Jumat?? Hihi, ya gitu, tiap hari Jumat pasti rasanya jadi lebih ceria deh, ya hari-hari Senin-Kamis juga ceria sih, tapi Jumat lebih ceria.. aduh saya udah melanggar bener deh pake kata ceria tiga kali di satu kalimat, ulangan bahasanya bisa ancur dah nih, haha.. Well, ya lebih ceria karena tiap kali Jumat emang khan waktunya saya pulang ke rumah.. Hehe.. Waktunya ngedapetin dua hari tiga malam dunia nyata saya. Iya euy, saya juga kaget waktu ngomong ke temen saya kalo dunia nyata saya itu cuma dua hari tiga malem, ya pas weekend di rumah itu, itulah mengapa saya jarang banget bisa online kalo weekend, waktunya lepas dari jeratan dunia maya deh, haha. Sisanya yaaa dunia maya, hidup saya berasa maya. Oke lah saya ada di kantor dengan orang-orang nyata, tapi tetep aja saya lebih sibuk sendirian dengan dunia maya saya. Kerja di depan komputer, kalo kerjaan udah selesai ya sibuk mainan blog dan fb, atau gak online sama temen-temen saya nun jauh di sana sana sanaaaa.... Malemnya juga gitu, sibuk lagi di depan laptop, sibuk lagi ngeblog dan fb, sibuk lagi online sama temen-temen saya nun jauh di sana sana sanaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... Nah khan sengaja emang saya ulang-ulang biar maknyus, haha.

Kok gak main aja sama temen kantor? Yaaaahhh, gak tau yaaaa.. di sini itu gak ada tempat main. Beneran deh. Paling deket ya main tu ke Bogor. Di sini itu gak ada mol atau tempat nongkrong apa kek gitu, adanya danau danau danauuuuuuuuuuuuu... Masa' iya malem-malem mau ke danau? Nah kapan waktu tu sempet saya yang sering main ke Bogor, nonton lah apa lah, bareng sama Arby temen seangkatan saya yang juga sekantor. Cumaaaa, sekarang dia juga sibuk dengan hidupnya sendiri, sibuk dengan bisnisnya itu lah. Sooo, ya udah saya balik lagi dehhh ke dunia maya saya. Online as always. Tapi ya karena saya online itu juga jadi saya bisa ngobrol sama temen-temen saya meski cuma lewat chating. Hiks, sedih amat yak kesannya..... Gak lah, dasar aja saya emang males main kemana-mana kok kalo lagi di kosan, ya karena kudu naik angkot, malessss... heu...

Wednesday, 16 June 2010

Setangkai Lili Untuk Aishi

Aishi berjalan anggun menuju panggung kecil tempat para pemain musik beserta bandnya serta penyanyi ataupun tamu undangan yang ingin sekedar memberikan kado untuk kedua mempelai berupa lagu. Gaun putih panjangnya membuat Aishi jadi terlihat anggun sekali malam ini, malam pernikahan Rei dan Risya. Ya, Aishi sudah bertekad untuk memaksakan kakinya melangkah ke gedung mewah tempat resepsi penikahan mereka malam ini.

Aishi berdiri di atas panggung masih dengan amat anggunnya, melihat ke sekitar, memberi seulas senyum manis, senyum yang tak dipaksakan, sungguh. Aishi sungguhan tersenyum tulus untuk kedua mempelai dan untuk menyapa para tamu undangan.

“Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat berbahagia untuk kedua mempelai, Rei dan Risya, semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua.”

Monday, 14 June 2010

Cecuitcuitttttt.......... :D

Selamat [setengah] pagi semuaaa... ^^
Selamat hari Senin :D

Waw. Pagi gini saya udah seneng aja nih. Karena apa tuh? Dapet togel? Dilamar pangeran negeri dongeng? Atau dapet apa?

Haha9, bukaaannn... Pagi-pagi gini saya udah senyum-senyum sendiri karena saya baru tau kalo saya menang lomba puisi kocak yang diadain oleh mbak FaFa itu loh.... Heheu.. Nah pengumumannya itu kemarin siang, ada di sini.

Yuhuuuuuuu, iyaaa.. Saya menaaaang..!!! \^o^/
Seneng banget euy, agak heran juga. Padahal kayaknya saya itu gak bakat bikin cerita lucu, haha.. Tapi alhamdulillah, ternyata bisa menang juga. Makasi ya, mbak Fanny dan mbak Fanda.. :D
Sekarang saya tinggal menunggu pak pos dateng nganterin paketan hadiah novel yang udah saya pilih, hoho. Hayuk sapa mau pinjeeeemmmm? Hihi..

Friday, 11 June 2010

Stairway To Heaven



Ketika kita tahu bahwa waktu kita sudah lama habis, bukan berarti kita tak bisa lagi melaksanakan apa yang pernah direncanakan bukan? Begitulah. Kita sungguhan sama persis dalam berbagai hal. Bahkan sampai pada kesepakatan kita sama-sama akan tetap datang pada hari yang sudah kita tentukan bertahun yang lalu sewaktu kita duduk dengan kaki menjuntai ke bawah khusyu menikmati matahari yang akan tumbang di ujung barat langit sore itu. Aku ragu, ragu untuk bertanya padamu tentang rencana usang kita yang sudah tak relevan lagi. Mencoba meraba hatiku yang retak sejak siang kelabu itu, siang kita memutuskan bahwa kisah kita memang hanya sampai pada lembaran yang itu-itu juga. Bahwa kita tak lagi mampu berjalan bersisian lagi, bahwa langkahmu jadi semakin cepat dan aku semakin kesulitan berlari mensejajarimu. Dan aku, entah, aku sepertinya tahu bahwa hatimu pun retak. Retak yang aku sendiripun tak mampu lagi mengenalinya.

Thursday, 10 June 2010

GOK's Holiday 2nd Day : Danau, Gunung, dan Pura


 
 Sunrise at Pantai Matahari, Sanur

Yuhuuu…

Akhirnya saya mood juga buat nulis cerita perjalanan Bali-Lombok hari kedua. Well, jujur aja, bukannya saya males nulisnya, tapi emang ada aja halangannya. Hahaha9, cari-cari alasan aja ya saya ini… :p Oke deh, here it is..
--oOo-- 
Minggu, 23 May 2010
Alarm nyala jam setengah lima, bangun deh. Trus lanjut mandi karena emang rencananya khan mau ngejar sunrise ya hari ini tuh. Semalem sih udah pada dikasih tau kalo kita berangkat jam lima subuh. Eh eh eh, pas saya udah selesai mandi n siap berangkat[sekitar jam lima lewat lah], saya ketokin deh itu pintu kamar temen-temen yang lain. Ternyata oh ternyata, mereka semua masih tidurrrr…!! Padahal khan janjiannya jam segitu udah jalan. Berantakan deh semua. 
Yah, alhasil kami sampe di Pantai Matahari-Sanur sekitar jam setengah tujuh lebih. Mataharinya juga udah muncul gitu. Yah walopun masih belum tinggi amat sih. Cuma khan… tapi ya sudahlah ya. Khan masih ada hari esok juga. Hehe. Di samping itu tu poto pas mau berangkat, langitnya aja udah biru ya....